Lihat ke Halaman Asli

Penanaman Nilai Moderasi Beragama melalui Lembaga Pendidikan di TK YBPK Mrican

Diperbarui: 22 Agustus 2024   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bersama Anak-anak dan Guru TK YBPK Cabang Trenceng/dokpri

PENANAMAN NILAI MODERASI BERAGAMA MELALUI LEMBAGA PENDIDIKAN DI TK YBPK MRICAN

Kelompok 110 Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Tematik Moderasi Beragama dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo melaksanakan program penanaman nilai-nilai moderasi beragama di Desa Mrican, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, pada 2 Juli hingga 10 Agustus 2024. Salah satu inisiatif utama dari kegiatan ini adalah pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK) Yayasan Badan Pendidikan Kristen (YBPK) Mrican, yang berlokasi di Dusun Trenceng. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan pada anak-anak sejak usia dini.

Program ini melibatkan 20 mahasiswa KPM yang bertindak sebagai fasilitator, dengan dukungan dari guru TK YBPK yang dikenal sebagai Bu Cici. Kegiatan ini berlangsung dari 15 Juli hingga 25 Juli 2024, bertepatan dengan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di TK YBPK, yang juga menjadi momen awal bagi anak-anak untuk memulai tahun ajaran baru. Setiap hari, kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 10.00 WIB.

Tujuan utama dari program ini adalah untuk mencegah tumbuhnya paham radikal dan memperkuat sikap toleransi di kalangan anak-anak. Penguatan moderasi beragama di lingkungan pendidikan anak usia dini dianggap sangat penting, mengingat usia ini merupakan masa krusial dalam pembentukan karakter dan pemahaman anak. Melalui program ini, anak-anak diajarkan untuk menghargai perbedaan dan hidup berdampingan secara harmonis, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki kepribadian baik dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat.

Proses Pembelajaran di kelas/dokpri

Kegiatan pembelajaran di TK YBPK Mrican dimulai dengan doa, diikuti dengan penyampaian materi yang telah disesuaikan dengan silabus. Setiap harinya, mahasiswa KPM secara bergiliran mengajar dan mengikuti instruksi dari guru TK. Metode yang digunakan mencakup bercerita, bernyanyi, permainan edukatif, dan diskusi ringan yang melibatkan anak-anak secara aktif. Misalnya, anak-anak diajak memahami konsep perbedaan melalui cerita bergambar tentang pentingnya saling menghargai, sehingga mereka dapat belajar untuk hidup rukun meski berbeda-beda.

Melalui pendekatan ini, diharapkan anak-anak di TK YBPK Mrican dapat tumbuh menjadi individu yang toleran dan menghargai perbedaan, sehingga dapat memberikan kontribusi positif dalam menciptakan masyarakat yang harmonis di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline