Sejak dulu, aku suka mengamati kehidupan. Aku selalu tertarik menjadi semacam life observer, sejak aku menemukan fakta bahwa sebagian besar orang tak seperti pandangan dalam diri kita. Tetapi ternyata di sisi lain, manusia gampang sekali menjatuhkan penilaian, judge minded perihal kehidupan.
Aku suka mempelajari motivasi orang, mengapa ia berperilaku demikian, bagaimana perspektifnya atas suatu situasi, dan apa saja ekspektasinya. ?
Ternyata apa yang ada di dalam kepala manusia seukuran batok kelapa bisa lebih kompleks dari konstelasi galaksi-galaksi di angkasa.
Suatu waktu, saya pernah membaca sekilas beberapa catatan dari beberapa orang reviewer, saya menemukan pancaran ilmu dari sebuah buku,
" BUKU YG MENGAJAK KITA UNTUK BAHAGIA"
Buku tersebut merupakan buku terjemahan dari buku "Happier than God" karya Donald Walsch yakni suatu buku yang mengajak para pembaca untuk mencapai kebahagiaan yang sejati dan abadi dengan cara yang berbeda. Buku ini mengajarkan konsep bahwa kebahagiaan tidak bergantung pada kondisi luar seperti uang, keberhasilan, atau status sosial, tetapi berasal dari dalam diri kita sendiri.
Walsch menyatakan bahwa kebahagiaan sejati dapat dicapai dengan memahami tiga hal: mengerti siapa diri kita sebenarnya, mengerti mengapa kita ada di dunia ini, dan memahami bahwa tujuan hidup kita adalah untuk memberikan kontribusi positif kepada orang lain.
Buku ini juga membahas beberapa topik yang terkait dengan mencapai kebahagiaan, seperti memaafkan diri sendiri dan orang lain, memahami arti cinta sejati, dan menghadapi ketakutan dan kecemasan.
#To Be Continue...