Hallo , everyone, apa kabar?
Masih sehat dan bahagia?
Sabtu lalu, mimin sudah mengajak kalian untuk berkelana ke Tana Toraja, Sulawesi. Indonesia memang wonderful, cantik banget. Wisata religi dan budaya yang ditawarkan di sana tak tertandingi.
Jadi orang Indonesia jangan mau kalah sama orang asing yang jauh-jauh bikin riset, jalan-jalan bahkan tinggal berbulan-bulan di sana. Kita pemiliknya harus ikut melestarikannya dengan cara mengunjunginya. Nabung, yuk.
Admin Koteka Gana Stegmann menceritakan pengalamannya menuju Toraja bersama keluarganya di Jerman. Dimulai pada hari pertama dari Makasar menuju Toraja yang cukup melelahkan.
Berangkat dari bandara Hasanudin pukul 09.00 dan sampai 09.50 di bandara Palopo. Pertemuan dengan guide di Rantepao ibukotanya Tana Toraja, menjadi awal petualangan.
Perjalanan darat yang diperkirakan 3 jam ternyata molor menjadi 5 jam. Selain jalan yang berkelok-kelok dan sempit dibatasi jurang dan hutan, ada kecelakaan yang membuat jalanan macet.
Sebenarnya, bukan karena kecelakaan karena mobil nyemplung di jurang, melainkan yang menonton berhenti dan memenuhi jalan, mulai dari orang-orang dan mobil serta motor. Akibatnya yang mau lewat nggak bisa, kan?
Untung saja, ada rumah lapar. Rombongan berhenti di restoran Monika Lolo. Restorannya sederhana tapi pemandangannya menakjubkan. Di bagian depan mengarah ke pekuburan modern, di mana jazad dibalsam dan dimasukkan ke dalam bangunan dari batu yang mirip pos kecil. Di bagian belakang tampak sawah, pegunungan dan kars.
Hewan seperti kerbau air, bebek, ayam, sapi, bahkan sapi bule yang konon harganya mahal dan dicari untuk acara Rambu Solo, mejeng di depan mata. Indah sekali! Masakannya juga lezat.