Hi, everyone, apa kabar?
Masih sehat dan bahagia?
Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana sudah mengundang Mas Oki Earlivan Sampurno sebagai ketua PPI Inggris. Mas Oki mula-mula cerita tentang pengalamannya berpuasa di negeri orang. Yah, mrmsnh 16-17 jam lamanya atau bahkan lebih lama jika musim panas tiba.
Selama ramadan kali ini, ia mengikuti pengajian yang difasilitasi KBRI London dari hari Jumat sampai Minggu. Memang suasana beribadah kali ini lebih syahdu karena dunia sedang susah karena adanya perang Rusia dan Ukraina.
Di London ternyata ada masjid Indonesia yang pembangunannya sudah digagas sejak tahun 1998 saat ada pengajian di London. Akhirnya dari sumbagan berbagai kalangan dari Indonesia dan London, pengusaha di Indonesia dan orang asing, penggalangan dana untuk pendiriannya berhasil.
Saat ditanya bagaimana menjalankan sholat saat bekerja, rupanya memang nggak ada mushola khusus. Biasanya mas Oki memanfaatkan ruangan kecil untuk sholat.
Sedangkan makanan yang ia santap saat berbuka puasa atau sahur, adalah masakan Indonesia. Kalau ada masakan middle east atau India, mas Oki juga membelinya mengingat rasanya nggak jauh amat dengan kuliner nusantara dan memang cocok di lidah.
Sayangnya memang nggak model seperti di Indonesia ada yang membangunkan saat sahur. Namun, mas Oki berbagi rahasia bahwa ada whatsapp group khusus diaspora yang menjalankan ramadan.
Selain tentang Ramadan, mas Oki cerita sedikit tentang keindahan London. Satu yang dicatat, museum gratis, jadinya jangan sampai dilewatkan. Kemudian, pesannya, jangan naik taksi karena mahal dan memilih bus atau metro saja. Sedangkan tempat-tempat yang direkomendasikan adalah Buckingham placae, Windsor castele, Edinburgh, Cambridge Oxford.
Untuk Idul Fitri memang tidak ada tanggal merah di London, namun kaum muslim boleh, kok minta izin libur dan sholat hari Raya di KBRI London. Beda, ya karena di Indonesia otomatis libur. Beruntunglah kalian yang bisa merayakan kemeriahan Idul Fitri di tanah air.