Lihat ke Halaman Asli

rizqa lahuddin

rizqa lahuddin

LG dan Samsung, Sama-Sama Korea tapi Kok Beda Nasib?

Diperbarui: 17 April 2021   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi smartphone LG dan Samsung, sumber foto pexels.com

Tanggal 5 April 2021 lalu, LG yang merupakan salah satu produsen smartphone asal Korea mengumumkan untuk menutup usaha produksi Smartphone nya karena kerugian yang terus diderita selama beberapa tahun terakhir.

Hal ini kontras dengan "pesaing" dari negaranya sendiri yaitu Samsung yang justru mengalami kebalikannya. Posisi Samsung saat ini bisa terbilang "mapan" sebagai produsen smartphone android pilihan yang pangsa pasarnya susah direbut. 

Sebenarnya sangat jarang dua perusahaan berasal dari negara yang sama, dengan model bisnis yang mirip dan berekspansi ke negara lain, tetapi bisa jauh berbeda kondisinya.

Sebut saja McDonald vs Burger King (brand Fastfood Amerika), Pizza Hut vs Dominos Pizza (Brand fastfood Amerika), Toyota vs Daihatsu (brand mobil dari Jepang), Wuling vs DFSK (brand mobil dari RRC), Nivea vs Loreal (kosmetik Eropa), Adidas vs Puma (sport apparel Jerman), OPPO vs VIVO (smartphone RRC), dan H&M vs ZARA (fashion Eropa) bisa menjadi sebagian contohnya. Rata-rata mereka bisa menguasai pasar yang hampir seimbang, tanpa terlalu kontras perbedaannya. 

Tetapi keadaan agak berbeda dengan LG dan Samsung. Jika diibaratkan, mungkin seperti saat Kopi Kenangan dan Janji Jiwa, dua perusahaan asal Indonesia yang model bisnisnya hampir sama, kemudian sama-sama memutuskan ekspansi ke Malaysia (misalnya), maka anggap saja Janji Jiwa bisa menguasai 25% pangsa pasar kopi disana tetapi Kopi Kenangan akhirnya memutuskan cabut dari Malaysia karena rugi.

Dalam ilmu manajemen, perusahaan yang berasal dari negara yang sama relatif memiliki budaya kerja dan "gaya manajemen" yang hampir sama.

Jika Kompasianer pernah bekerja di Schneider Electric, kemudian resign atau loncat ke General Electric (GE), mungkin masih akan merasakan banyak persamaan budaya kerja dibandingkan jika loncat ke perusahaan jepang seperti Hitachi.

Tetapi untuk kasus LG dan Samsung dalam hal penjualan smartphone, ternyata mereka memiliki pendekatan berbeda dan ternyata menarik untuk dipelajari, khususnya dalam hal apa yang terjadi dengan Samsung.

buku Samsung Rising karya Geoffrey Cain

Apa yg saya tulis bersumber dari buku Samsung Rising: Inside the secretive company conquering Tech yang ditulis oleh Geoffrey Cain di atas yang akan saya coba rangkum sebagai alasan kenapa LG dan Samsung bisa sangat berbeda nasib dalam industri smartphone-nya.

Namun untuk persaingan mereka dalam bisnis yang lain seperti alat elektronik seperti mesin cuci, ac, tv led dan sejenisnya relatif berimbang dalam hal kualitas dan penguasaan pasar, jadi tentu saja ada hal yg spesial terjadi dalam industri smartphone.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline