Lihat ke Halaman Asli

rizqa lahuddin

rizqa lahuddin

Mendaki Bukit Inari

Diperbarui: 22 Februari 2018   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Bagi orang Indonesia yang berkesempatan pergi ke Kyoto Jepang, salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi adalah Fushimi Inari Shrine. Selain karena gampang diakses (persis berada di depan stasiun), masuknya gratis dan buka 24 jam, Fushimi Inari Shrine merupakan bangunan ikonik dengan bentuk berupa gerbang (dalam bahasa jepang disebut Torii) yang berjumlah puluhan ribu ini tidak akan bisa ditemui di tempat lain. Bahkan lokasi ini menjadi salah satu tempat pengambilan gambar dalam film "Samurai X Kyoto Inferno". 

Penganut shinto di Jepang menjadikan kuil ini sebagai tempat menyembah dewa Inari yang merupakan dewa "pelancar usaha" dan uniknya, setiap Torii yang terpasang di sana adalah donasi dari pengusaha.

dokumen pribadi

Tetapi yang tidak banyak orang tahu, bahwa kuil yang satu ini sebenarnya juga merupakan jalur pendakian untuk bukit yang bernama sama, yaitu Bukit Inari yang memiliki ketinggian kurang lebih 233 MDPL. Cukup ringan sebenarnya karena hanya membutuhkan waktu 2 jam untuk sampai ke puncak.

Di awal pendakian, suasana masih sangat ramai dengan turis yang berfoto-foto maupun menikmati suasana kuil. Tetapi semakin ke atas keadaan akan semakin sepi dan boleh dibilang "tenang" sehingga justru nyaman untuk dinikmati. Bagi pengunjung yang ingin mendapatkan foto tanpa orang lain yang mengganggu untuk dipajang di Instagram, ada baiknya sabar sedikit untuk mencapai bagian yang lebih tinggi ini.

dokumen pribadi

Begitu 1/2 perjalanan ke puncak, ternyata ada sebuah danau yang sangat indah. Di sekitarnya banyak terdapat altar pemujaan. Bahkan saya sempat melihat ada seseorang yang sedang beribadah melantunkan doa-doa yang terucap tidak seperti bahasa Jepang secara umum. Mungkin itu kalimat puja-puji khusus dalam agama shinto. Lokasi sekitar danau sangat terasa mistis tetapi tidak menakutkan. Cenderung menghadirkan perasaan damai dan tenang daripada seram.

dokumen pribadi

Perjalanan ke atas masih lumayan panjang. Suasana di atas mulai sedikit berubah. Torii yang sebelumnya tersusun rapat mulai terlihat renggang. Dan tentu saja lokasinya menjadi semakin sepi. Banyak pengunjung yang sengaja naik ke titik ini untuk mendapatkan foto yang benar-benar bebas dari gangguan. Selain itu jumlah altar pemujaan menjadi semakin bertambah. 

dokumen pribadi

Menuju 3/4 perjalanan, terdapat beberapa spot dengan pemandangan kota Kyoto dari atas bukit. Tidak perlu kuatir jika mencari toilet karena ada beberapa yang memang disediakan untuk pengunjung. Atau jika kehausan, karena sampai titik ini masih ada penjual makanan, souvenir dan bahkan vending machines minuman khas Jepang. 

dokumen pribadi

Awalnya bayangan saya akan puncak bukitnya adalah daerah terbuka dengan pemandangan 360 derajat ke berbagai penjuru kota Kyoto. Ternyata suasana di puncaknya tidak se-terbuka itu. Di puncak bukit terdapat altar pemujaan yang paling besar dan sepertinya paling dicari orang untuk beribadah. Terlihat dari bekas-bekas lilin menyala yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan altar-altar sebelumnya yang saya lewati. Di tempat ini juga ada pengunjung yang terlihat sangat serius dalam berdoa.

dokumen pribadi

Jika diperhatikan, di altar-altar tersebut mulai dari bawah sampai di puncak banyak sekali patung berbentuh seperti rubah (dalam bahasa jepang disebut Kitsune). Dalam mitologi shinto, Kitsune adalah hewan yang disucikan, hampir seperti lembu dalam agama Hindu karena merupakan pembawa pesan dari Dewa.

dokumen pribadi

Begitu melewati altar paling atas, perjalanan kemudian menurun kembali ke bawah. Ada air terjun kecil yang sepertinya disucikan yang bisa ditemui dalam perjalanan kembali. Selain itu, kondisi Torii di bagian paling atas cenderung lebih tua. Beberapa terlihat sudah agak lapuk, bahkan ada beberapa Torii yang menjadi korban vandalisme coretan jahil dari pengunjung. Terlihat juga ada beberapa Torii yang sedang mendapatkan perawatan berkala seperti di cat ulang atau dibersihkan.

dokumen pribadi

Perjalanan turun kebawah terasa lebih cepat dari saat menuju ke atas karena jalurnya sedikit berbeda. Untuk menuju Fushimi Inari Shrine bisa  melalui dua stasiun terdekat, yaitu Stasiun Fushimi Inari milik jaringan kereta Keihan Line, atau melalui stasiun Inari milik jaringan kereta JR Nara Line. Berbeda dengan di Indonesia dimana jaringan kereta hanya dimiliki oleh satu operator yaitu PT. KAI dan anak perusahaannya, di Jepang ada banyak sekali operator yang berbeda dengan rel dan stasiun milik mereka sendiri. Jadi pastikan jangan salah naik jaringan kereta disana.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline