Lihat ke Halaman Asli

rizqa lahuddin

rizqa lahuddin

Tempat Mandi Bidadari Manado

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1416904815799646537

Hehe, seperti judul itulah yang terlintas di pikiran saya saat pertama kali melihat air terjun Ratahan Telu di Manado ini. Kalau Kompasianers pernah mendengar mengenai legenda Joko Tarub, yang menemukan telaga tempat para bidadari mandi? Dalam mengimajinasikan telaga yg dimaksud, gambaran dalam kepala saya selalu seperti yang ada dalam air terjun Ratahan Telu ini. Bedanya hanya bentuknya bukan telaga tetapi air terjun, dan lokasinya bukan di Tanah Pasundan, tetapi di Bumi Nyiur Melambai, Manado, Sulawesi Utara.

Air Terjun Ratahan Telu sering juga disebut sebagai Air Terjun desa Kali, terletak agak di dalam hutan, dengan suasana sepi, cipratan airnya lumayan deras, membuat sekitarnya (termasuk jembatan bergaya klasik) menjadi berlumut tetapi justru menambah sisi artistik.

Manado memang lebih terkenal karena Bunaken, tetapi nyatanya tempat wisata di Manado tidak hanya wisata underwater. Dengan kondisi alam yang berbukit bukit, bisa dipastikan banyak air terjun indah yang terbentuk secara alami disini. Air terjun Ratahan Telu adalah salah satunya.

1416904995745891309

Untuk menuju air terjun ini cukup mudah, bahkan saya menuju kesini dengan naik sepeda (tapi ini hanya disarankan bagi yg memang sudah terbiasa bersepeda menanjak). Kalau dihitung, jaraknya hanya sekitar 20km dari pusat kota Manado menuju gerbang masuk. Untuk menuju air terjunnya sendir masih harus berjalan kaki menyusuri hutan sekitar 20menit. Tidak perlu kuatir karena walaupun tidak ada pedagang di dalamnya, sudah ada toilet dan tempat istirahat.

Lokasi Air Terjun Ratahan Telu  terletak di Desa Kali Kecamatan Pineleng. Dari kota Manado, menuju ke jalan raya Tomohon (arah menuju Kota Tomohon atau Danau Tondano). Setelah menempuh jarak 8km akan menenui gapura bertuliskan Makam Pahlawan Nasional Tuanku Imam Bonjol di sebelah kiri jalan. Memang air terjun Ratahan Telu ini searah dengan makam Tuanku Imam Bonjol, jadi bagi pengunjung yang berwisata ziarah bisa dilanjutkan dengan menuju air terjun.

Setelah melewati makam, akan ada pertigaan, belok kekiri (melewati jembatan) selanjutnya tinggal mengikuti jalan tersebut sampai jalan aspal yang dilalui mulai rusak-rusak. Dari sana bisa bertanya ke warga kampung sekitar, kemana arah air terjun. Ada petunjuk besar berupa gapura, jadi kemungkinan untuk tersesat lumayan kecil.

14169051831929075298

Anehnya obyek wisata ini sepi. Bahkan hari Sabtu pagi, tidak ada pengunjung lain selain kami berdua. Benar-benar nyaman untuk yang hobi memotret karena biasanya wisata air terjun selalu ada banyak orang yg lalu lalang. Ada dua air terjun, (tapi entah kenapa saya baca di berbagai tulisan ada 3, sesuai namanya Telu) yang satu beraliran deras sedangkan satunya memiliki aliran kecil. Jika ingin mandi agak ngeri juga kalau terlalu dekat dengan air terjun yang alirannya deras karena cipratan airnya sampai kemana-mana, membasahi lensa kamera saya bahkan saat mengambil foto dari jarak cukup jauh.

Begitu masuk menyusuri hutan tempat air terjun, disarankan hati-hati karena masih ada ular di hutan ini. Jalannya juga lumayan licin. Tapi semua kesusahan itu sepadan dengan air terjun yang menunggu di ujung jalan setapak membelah hutan ini. Teman-teman yang melihat foto diatas, ada yang berkomentar lokasi nya bagus, terkesan tua tapi sedikit ada unsur seperti di film anaconda. hehe. Ada juga yang mengatakan bahwa lokasinya seperti dalam lokasi film Lord Of The Rings.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline