Hari senin kemarin, tanggal 15 November 2010, di Arafah telah dilaksanakan wukuf. Itu artinya, di Arafah, sekitar 17 km dari Mekah, hari itu adalah tanggal 9 Dzulhijah 1431 H. Oleh karena itu, di Mekah, Iedul Adha, yang berlangsung pada tanggal 10 dzulhijah 1431 H, berlangsung pada hari ini. Tentu menjadi pertanyaan, Iedul Adha di Indonesia berlangsung pada hari ini juga seperti di Mekah, atau esok hari seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah? Muhammadiah melaksanakan ibadah Iedul Adha pada hari ini. Untuk menjelaskan mengapa Mekah yang berada di barat Indonesia lebih awal hari Iedul Adha dibandingkan dengan di Indonesia, bandingkan dengan waktu Hawaii dan waktu Jakarta. Walaupun Jakarta ada di barat Hawaii, waktu Jakarta lebih awal di banding dengan waktu Hawaii. Intinya adalah, dalam penanggalan internasional ada garis penanggalan internasional yang letaknya di Lautan Pasifik di sebelah barat Hawaii (lihat gambar). Dalam penanggalan Hijriyah, garis batas penanggalan juga ada. Sayangnya, garis penanggalan itu letaknya berubah ubah. Mengapa demikian? Hal ini karena hari dalam Islam dimulai pada magrib (bukan tengah malam seperti berdasarkan kalender intenasional), awal bulan dimulai dengan munculnya hilal sebelum matahari tenggelam, serta satu putaran bumi dalam sehari tidak tepat 24 jam. Kembali ke permasalahan tanggal saat dimulainya 1 Dzulhijah. Berkat ilmu pengetahuan, waktu hilal bisa dihitung dengan lebih tepat, seperti ditunjukkan pada gambar. Yang menarik dari gambar, daerah bertanda (+) menunjukkan hilal bisa terlihat sebelum magrib pada tanggal 6 November 2010, dan daerah dengan tanda (-) hilal tidak terlihat pada tanggal 6 november 2010. Artinya, tanggal dimuainya 1 Dzulhijah di Afrika akan sama dengan Mekah, dan tanggal 1 dzulhizah di Arab Saudi timur akan sama dengan di Indonesia. Biasanya, dalam 1 negara hanya ada 1 hari penanggalan. Oleh karena itu, walaupun Arab Saudi timur seharusnya pada tanggal 6 November 2010 belum masuk ke tanggal 1 Dzulhijah 1431 H, tapi ditetapkan sama dengan tanggal yang berlaku diMekah Alhandulillah, berkat ilmu pengetahuan, ilmu hisab dapat menentukan tanggal dimulainya awal suatu bulan lebih akurat. Ilmu pengetahuan manusia selalu lebih maju dari hari ke hari, sehingga pada saat ini waktu awal bulan dalam penanggalan hijriyah dapat dihitung lebih akurat. Ilmu hisab tentu menggunakan rumus. Artinya banyak menggunakan pendekatan pendekatan serta asumsi asumsi yang tentu ada penyimpangan, walaupun sedikit. Pada masa lalu, penyimpangan itu cukup banyak. Saat ini, dengan pengetahuan yang lebih maju, penyimpangan itu semakin mengecil, sehingga awal suatu bulan makin mendekati kenyataan berdasarkan rukyah, seperti ditunjukkan oleh gambar berikut ini. . Sumber gambar: Kompas ePaper 16 November 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H