[caption caption="Sumber : google"][/caption]
Akhir- akhir ini kita di sibukkan dengan berita naiknya tunjangan dewan yang terhormat (baca : DPR). Sebenarnya tidak ada sedikit pun minat saya dalam politik, tapi berhubung banyak sekali komentar baik itu yang pro ( terutama dari anggota DPR) dan yang kontra, maka saya mencoba memberi sedikit opini saya terhadap gonjang ganjing yang ganjang ( baca : panjang/ bahasa batak) kenaikan tunjangan para anggota dewan yang terhormat itu.
Sekilas, kalau kita lihat dan seperti yang kita tau, katanya gaji anggota dewan itu hanya 600 ribu lebih tinggi dari UMK DKI. kalau di pikir-pikir, emang mengenaskan. masa anggota dewan yang terhormat itu cuma BETI ( beda tipis) sama buruh. ( maaf tidak bermaksud apa apa membandingkan dengan buruh). Tetapi, ada tapi nya nih, bukankah mereka banyak tunjangan? tunjang sana tunjang sini, contoh, tunjangan perumahan, tunjangan transportasi, tunjangan komunikasi dan tunjangan tunjangan lainya yang pada akhirnya setelah di total menurut saya sudah cukup banyak ( bagi saya).
Jika pada akhirnya mereka itu ( anggota dewan) yang terhormat itu, mengajukan kenaikan tunjangan yang sudah cukup besar itu dan disetujui, menurut saya lagi nih: WAJAR- WAJAR SAJA. kenapa wajar? namanya saja anggota dewan, supaya kerja nya lancar harus di fasilitasi dong? bener tidak sodara sodara sebangsa dan setanah air? karena sekarang ini susah mencari orang yang benar-benar tulus bekerja untuk rakyat. oke fine, berarti mereka harus didikung dengan tunjangan yang besar supaya kinerja nya lancar jaya. Dan tidak ada yang salah dengan itu, sekali lagi itu wajar. siapa sih yang tidak ingin dapat tunjangan/gaji besar dengan pekerjaan yang beresiko besar ( kata ibu anggota dewan) yang katanya hampir dead saat kunjungan keluar negeri.
Tapi, ini nih yang jadi masalah (masih menurut ane) jika kenaikan tunjangan itu di minta dan disetujui pada saat keadaan ekonomi negara ini lagi bagus ( katakanlah normal) tidak masalah man, atau pada saat kinerja anggota dewan yang terhormat itu sedang bagus bagus nya, banyak bekerja bukan hanya omdo ( omong doang), tidak hanya meng-kritik pemerintah ( yang memang sih tugasnya mengawasi pemerintah). Pada kenyataan nya pada saat kinerja anggota dewan itu lagi disorot, karena berantem mulu ( awal mereka di lantik) sesama anggota dewan yang katanya terhormat itu, bahkan sang ketua dewan dan wakil nya membuat sensasi dengan menghabiskan (memakai) uang rakyat jalan jalan keluar negeri sono menemui pak de trump yang tidak jelas apa tujuanya. maka semakin marahlah rakyat melihat wakilnya tidak memikirkan mereka.
Jadi sebenarnya, saya pribadi pun akan mendukung kenaikan tunjangan anggota dewan yang saya pun tidak tahu terhormat atau tidak itu jika kinerja mereka bagus dan tidak hanya omdo, dan juga keadaan ekonomi negara ini dalam keadaan baik. tapi kenyataan nya anggota dewan yang tidak terhormat itu tidak tahu malu, menguras uang rakyat untuk memenuhi hasrat dan perut mereka. seperti kata salah satu kompasianer, mari kita dukung untuk periode berikutnya, kita jadikan mereka jadi rakyat sejati, kita hilangkan kata WAKIL di depan rakyat, supaya mereka jadi rakyat sejati. ( maaf saya lupa kutipan itu dari kompasianer siapa) maaf ya.
Salam
Batam, 19.09.2015
Sumber foto : Google
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI