Seni dikenal sebagai suatu nilai luhur, nilai agung, simbol ketulusan, sampai warisan budaya. Konon seniman mewakili harapan-harapan baik bagi masyarakat banyak, banyak seniman yang juga disebut sebagai seseorang yang nyaris tidak tersentuh dengan kepentingan-kepentingan duniawi.
Sementara manajemen, oleh masyarakat ditengarai sebagai sesuatu yang bersifat duniawi, materialistik, identik dengan produk bisnis, bahwa ada banyak unsur-unsur kepentingan untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dengan sangat mudah kita bisa katakan hal tersebut sangat dekat dengan ketamakan dan keserakahan.
Dalam perspektif seperti ini kita bisa melihat ada dua entitas paradoks yang saling bertolak belakang, pertanyaannya apakah keduanya bisa bersinergi, dengan melahirkan anak-anak karya yang fenomenal?
Dilansir dari wikipedia bahasa indonesia Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni.
Sudah barang tentu tugas seniman adalah membuat karya karena dengan itulah ia menjadi bernilai. Selanjutnya masyarakat kemudian mengapresiasinya, salah satunya bisa dengan cara membeli karya tersebut. Namun Jika karya hanya dianggap sebagai nilai tukar, bukankah ia akan kehilangan nilai otentik dan estetik dari seni itu sendiri. Yang artinya hubungan antara harga dan nilai berada pada wilayah abu-abu. Apakah kemudian definisi seniman mengalami disorentasi?
Seniman selalu bersungguh-sungguh dengan penghayatan dalam menciptakan sebuah karya. Maka tak heran sering kali terlihat kebahagiaan seorang seniman terpancar dari karya-karya yang berhasil dibuatnya
Dalam proses berkarya seniman bukan hanya memenuhi kebutuhan batinnya. Lebih dari itu, mereka ingin memberi kebermanfaatan bagi seluruh jagad semesta.
Kita tau ada banyak orang dengan hanya melihat sebuah lukisan ia kemudian seperti menemukan titik balik dan merubah hidupnya. Dengan menonton film seseorang bisa menjadi berbeda entah fashion, pola pikir, maupun idealismenya. Membaca karya tulis dari seorang penulis berarti membuka cakrawala pengetahuan.
Begitu pun dengan tari dan teater, seringkali penyadaran hidup kita dapati dari pertunjukan-pertunjukan tersebut. Apa lagi musik, sudah barang tentu tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia.
Musik bahkan sampai menembus teritori medis yang digunakan sebagai metode pengobatan, karna musik ternyata bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Banyak penelitian yang sudah membuktikan kehebatannya. Itu semua adalah khazanah dan kontribusi seni yang tidak terelakan.
Sementara dalam melacak sejarah manajemen kita kesulitan, sama seperti bagaimana sulitnya pria memahami wanita.