Lihat ke Halaman Asli

Nasionalisme di Tanah Karo

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Agustus  adalah  bulan yang khusus  buat  bangsa Indonesia  karena di bulan ini kita memproklamirkan kemerdekaan dari  penjajah Belanda. Semangat  perjuangan untuk  memperoleh  kemerdekaan  ini  menjadi  spirit untuk selalu lebih maju dan lebih baik dari  bangsa lain. Bukan  bangsa yang  cengeng dan menjadi bangsa yang   lemah . Spirit yang setiap  agustus itu  diperingati untuk mengenang para pejuang dan memupuk  rasa cinta Tanah  Air  dan  kebanggaan  menjadi  bangsa merdeka dan mandiri.

Di Hari Ulang Tahun Kemerdekaan  yang ke 66 ini  mari  kita lihat apa yang sedang terjadi  dengan kita. Ada pertanyaan kepada kita "Apa kita masih ingat dengan Hari Kemerdekaan ini". Karena  sampai  saat ini  di mana2 juga  belum  ada tanda tanda perayaan dan persiapan untuk membuat  suatu  acara memperingati  kemerdekaan ini,bahkan di mass media ,koran,radio,Tv , semua tidak  ada acara untuk ini dan  mungkin karena mereka para pemirsa,pendengar mereka sudah tidak ada kepedulian dengan ini.

Geliat perayaan Kemerdekaan  ini  masih  ada di Tanah Karo. Saat  ini persiapan  untuk perayaan  ini sudah di persiapkan. Perayaaan akan  di mulai di malam hari dengan pawai obor  mengelilingi Kota Kabanjahe yang diikuti semua siswa sekolah di Kabanjahe dan  besoknya setelah  upacara  ada parade yang dari Sekolah sekolah di Kabanjahe dan sekitarnya yang melibatkan hampir  semua  siswa sekolah.

Pada perayaan tersebut  ribuan masyarakat  di sekitar Kabanjahe  akan ikut mengikuti acara tersebut dan tumpah ruah di Kota Kabanjahe. Kemeriahan tujuh belasan mengundang animo dan antusiasme dari rakyat dari desa desa di tanah karo  untuk  ikut  dalam perayaan ini walaupun  hanya sebagai penonton dan suporter dari masing masing sekolah yang unjuk kebolehan dalam pawai dan parade tujuh belasan ini.Kemeriahan  ini  mungkin sudah langka  di daerah lain.

Jaga Depari seorang  seniman karo banyak menciptakan lagu lagu perjuangan yang begitu menyentuh. Lagu seperti PERKANTONG SAMPING yang menceritakan kegalauan pejuang yang susah merayu gadis impian nya selama revolusi kemerdekaan,juga PADANG SAMBO  yang menceritakan  seorang ibu yang menendangkan lagu pilu menunggu  kedatangan suami dari Medan Pertempuran , lagu  ERKATA  BEDIL yang menceritakan penggilan ke medan juang seghingga harus berpisah dengan kekasihnya dan banyak lagu lain yang berisi kesedihan,pengorbanan ,perpisahan dalam perjuangan Kemerdekaan.

Tahun tahun yang sulit di  Tanah  Karo yang  mana bencana Gunung Sinabung belum selesai,  Tanaman Jeruk yang dulu primadona dah hampir musnah, harga sayur dan buah yang tidak stabil, kemerosotan moral akibat kterpurukan ekonomi saat ini ,gebyar  agustusan tetap bergema dan  rakyat Karo  tetap semangat menunggu janji relokasi pengungsi Sinabung yang sampai saat  ini belum jelas. Walaupun merasa dianak tirikan karena berbulan2 bencana sinabung baru Bapak Presiden datang sangat beda dengan bencana Gunung Kelud  masyarakat karo tetap  percaya kepada Pemerintah yang akan memberikan yang terbaik .

Peringatan perayaan ini akan tetap  terus dilaksanakan untuk mendidik generasi ini untuk tetap  cinta akan negara ini dan tetap berjuang untuk NKRI ini. Semangat  Nasionalisme yang mulai luntur semoga dapat dibangkitkan lagi dan Bangsa ini tetap bersatu dan semakin kuat  dan jaya ,,,,,semogaaaaaaaaa

Kabanjahe layak menjadi kota Pahlawan karena dari  sekian banyak kota Kabupaten mungkin  sedikit  seperti Kabanjahe  yang  mempunyai  Taman Makam Pahlawan. Inilah bukti bahwa  rakyat  Karo dalam merebut  kemerdekaan penuh  dengan darah  dan air mata . Perjuangan ini harus diketahui generasi berikutnya  sebagai motivasi untuk terus  berjuang  dan mencintai  Tanah Air  Indonesia ini.

Para pejuang dari Tanah Karo seperti Selamat Ginting,Jamin Ginting,Pala Bangun dll sudah membuktikan perjuangan mereka di Medan Pertempuran . Sektor tiga begitu populer karena itu daerah pertempuran  dan juga wilayah yang menjadi tujuan ribuan pengungsi pada saat perang kemerdekaan . Para pengungsi dari Kabanjahe dan Berastagi saat itu meninggalkan rumah dan kampung mereka untuk bergerak ke sektor tiga yang meliputi sekitar tigalingga Dairi.Politik Bumi Hangus saat itu dilaksanakan para gerilya untuk menghambat  gerak maju Belanda dan sekutunya. Pengorbanan yang begitu  besar sehingga banyak asset kebudayaan  karo  juga habis . Sebagian masih ada di kampung penulis Desa Juhar yang  rumah adat masih ada yang sisa karena saat itu para gerilya tidak membumi hanguskan kampung Juhar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline