Lihat ke Halaman Asli

Kornelius Ginting

Lelaki Biasa

Menanti Tayangnya "Rembulan Tenggelam di Wajahmu"

Diperbarui: 10 Desember 2019   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bukalapak.com

Sore kemarin, disalah satu sudut krl saya menyaksikan sebuah layar yang menampilkan triler film karya anak bangsa, judulnya kok serasa familiar di kepala saya. Apa memang ini diangkat dari sebuah novel karya om tere yang pernah saya baca sebelumnya.

Saya coba brosing di blog personal, taraa, benar saja, persis sama antara buku dan film yang diangkat. Rembulan tenggelam di wajahmu. Dari judulnya agak dangdut-dangdut gmana gitu ya, tapi penilaian saya berubah setelah membaca bukunya.

Kalau saya boleh rangkumkan apa yang pernah saya tulis diblog personal kira-kira seperti ini,

Kisah dimulai dari kehidupan Rinai seorang anak kecil disalah satu panti asuhan, cerita yang berawal dari pertanyaan, "mengapa saya tidak memiliki ayah dan ibu?"

Langsung layar cerita berubah ke kerasnya kehidupan seorang bocah kecil yang juga sama yatim -- piatu, bedanya dia tahu orangtuanya sudah meninggal dalam sebuah kebakaran yang menghanguskan komplek mereka tinggal.

Sama-sama yatim piatu tapi dilahirkan dengan hati yang berbeda. Kisah Rinai akan terjawab diujung cerita sementara kisah Ray-lah yang dikilik Rembulan Tenggelam diwajahmu.

Ray kecil tumbuh dilingkungan panti dengan pengasuh panti yang memiliki karakter kejam dan keras terhadapnya. Yang pada akhirnya menjadikan sosok Ray membangkang dan keras kepala. Kerasnya kehidupan terminal dan jalanan sudah menjadi makanan sehari-hari. Kebencian akan bapak pemilik panti sudah mengakar dan mengurat kedalam hatinya (yang akan dikenangnya sepanjang umurnya kelak).

Sementara kerasnya kehidupan dipanti tidak menggerus rasa persaudaraan yang tertanam antara Ray dengan Diar. Bahkan untuk kesalahan yang Diar lakukan Ray bersedia menanggung akibatnya (tapi lebih kepada karena kebencian dia kepada pemilik panti). Tapi siapa sangka karena kebodohannya juga yang menyebabkan Diar meregang nyawa.

Tapi siapa juga sangka jalan hidup membawanya ke petualangan selanjutnya, kepergian Diar membuat si pemilik panti sadar akan kesalahannya dan memutuskan untuk membantu keseluruhan pengobatan Ray. Untuk setiap hal dimuka bumi pasti ada alasan, karena Ray (yang ini perwakilan kita sebagai manusia) tidak dapat melihat keseluruhan cerita kehidupan.

Perjalanan kehidupan Ray selanjutnya tidak kalah kerasnya, lepas kehilangan Dias, ia kembali tinggal tapi tidak dipanti tapi dirumah singgah, disini ia beranjak dewasa dan berkenalan dengan orang-orang baik Bang Ape, pemilik rumah singgah, selalu memberikan pesan dan nilai positif.

Ray butuh waktu untuk bisa akrab dengan penghuni rumah singgah dan ketika keakraban itu sudah hadir, ada saja yang mengusik ketenangan itu. Sampai ketika ada anak bengal yang mengusik anak rumah singgah, Ray emosi dan kembali manghajar para begundal yang mengusik anak rumah singgah. Memang sich balas dendam terbayarkan tapi dampaknya yang tidak pernah Ray sedikitpun pikir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline