Lihat ke Halaman Asli

Kornelius Ginting

Lelaki Biasa

Sate Khas Semarang yang ada Di Jakarta (Warung Pak Bustaman)

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14111831551692285511

[caption id="attachment_343412" align="aligncenter" width="300" caption="RM Khas Semarang Pak Bustaman "][/caption]

Kalau ada waktu sekali-kali coba dech santap siang disekitaran Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Beberapa lapak kecil dibangun tepat berada dibawah rel kereta api tujuan Manggarai-Kota. Mulai dari jajanan khas pinggiran Jakarta hingga beberapa daerah yang tersebar di Indonesia. Sebut saja mulai dari Ketoprak, Karedok, Gado-gado, Masakan Padang dan Sop Kambing Khas Semarang Pak Bustaman salah satunya.

Kali ini saya mencoba menjajal kelezatan Sate Kambing Khas Semarang. Beberapa kali media cetak meliput kelezatan rumah makan ini. Memang dari tempat dan lokasi sedikit jauh dari kata nyaman. Tidak adanya pendingin ruangan menjadi salah satu indikatornya. Bisingnya kereta ketika melintas diatas. Tapi ketika jam makan siang datang, jangan ditanya, bahkan untuk hari-hari tertentu beberapa orang rela mengantri. Entahlah mungkin karena kelezatan yang disajikan atau ada faktor lainnya. Warung Pak Bustaman Khas Semarang memiliki spesialisasi di Sop Sumsum Kambing dan Sop Tengkleng Kambing.  Hal ini terlihat dari Spanduk yang dipajang cukup besar didepan warungnya. Terlebih kalau kita sudah masuk kedalam Rumah Makan, akan kita dapati cuplikan-cuplikan media yang sudah mengulas kelezatan dari Sop Sumsumkambing dan Sop Tengklengnya.

Kebetulan beberapa hari lalu sepat mencicipi, sate kambing muda dengan Sop Buntut sapinya. Kalau sumsum dan sop tengkleng sudah beberapa media yang mengulasnya. Baiknya saya coba Sate Kambing Muda dan Sop Buntut Sapinya saja.  Mungkin saya bisa membandingkan dengan beberapa rumah makan yang pernah saya datangi sebelumnya.

Dan benar saja, ada sedikit perbedaan yang mencolok dari rasa sate kambing muda yang disuguhkan. Lebih empuk dan mudah untuk dikunyah, jauh dari kesan alot. Beberapa rumah makan pinggiran menawarkan sate kambing muda tapi rasanya alot dan sulit untuk di kunyah, bahkan sebagian dapat menimbulkan masalah pencernaan.

Pun demikian dengan sop buntut sapi yang ditawarkan, sebenarnya tidak hanya sop buntut sapi saja,  tetapi berhubung sop buntut kambingnya habis, ya sudah tidak ada pilihan lain. Sop buntut sapi-nya mudah untuk disendoki, tidak perlu repot-repot "turuntangan." Sedikit yang kurang disini adalah, kebersihan dari sop buntut sapi itu sendiri. Banyaknya bulu-bulu sapi yang masih menempel. Hingga mengurangi kenikmatan ketika menyantapnya.

Selain Spesialisasi dalam Sumsum dan Sop Tengkleng Kambing, Sate Kambing Muda ditempat ini juga enak, untuk Sop Buntut sedikit kurang dalam kebersihan penyajiannya. Beberapa menu lainnya yang ditawarkan, ada Sate Ayam dan berbagai minum ringan ala kadarnya.

Satu hal yang terakhir, soal harga, ....

1 porsi nasi di berikan harga Rp.4.000,-

1 Porsi sop buntut dikenakan harga Rp, 30.000,-

1.Porsi Sate yang terdiri dari 10 tusuk diberi harga Rp.32.000,-

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline