Mengapa tindakan kita kerapkali tidak nyambung dengan apa yang kita rasakan dan pikirkan? Di part1 dan part2, saya telah bahas tentang obat manjur dan rahasia merawat hati untuk perasaan dan pikiran. Silahkan cek di akun kompasiana saya.
Di part3 ini, saya akan tuntaskan membahas aspek ketiga dalam merawat hati, yaitu TINDAKAN.
Amsal 4:23
- TB: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah [tindakanlah] terpancar kehidupan."
- BIS: "Jagalah hatimu baik-baik, sebab hatimu [tindakanmu] menentukan jalan hidupmu."
Di dalam Alkitab, ada beberapa contoh tokoh yang pernah gagal merawat perasaan dan pikirannya sehingga tindakanya pun gagal. Misalnya Hawa (Kejadian 3:1-6); Musa (Bilangan 20:1-12); Saul (1 Samuel 13:1-14).
Satu pertanyaan praktis: mengapa orang memilih untuk bertindak untul hal-hal yang jahat, atau untuk hal-hal yang baik? Jawabannya tergantung pada bagaimana dengan perasaan dan pikiran kita.
Oleh karena itu, setiap tindakan orang pasti dipengaruhi oleh pikiran (cara berpikir, apa yang dipikirkan) dan juga perasaan (apa yang ia rasakan atau alami).
Di dalam Alkitab, ada satu tokoh yang berhasil merawat perasaan dan pikirannya sehingga tindakannya pun benar. Dia bukanlah manusia yang sempurna tanpa salah. Siapakah dia? Yosafat (2 Tawarikh 20:1-20).
Ada beberapa hal yang kita perlu belajar dari Yosafat tentang bagaimana ia merawat perasaan, pikiran bahkan tindakannya dengan baik.
- Pertama, Yosafat mempunyai nilai atau prinsip hidup
Tindakan Yosafat tidak nihil (kosong) meskipun ia adalah raja Yehuda. Mengapa? Karena Yosafat mempunyai nilai hidup, yaitu Tuhan adalah Raja di atas segala raja (2 Taw. 20: 3-12, 18).
Hal ini terbukti ketika Yosafat: Mencari Tuhan, Berdoa dan berpuasa, Menyembah Tuhan. Bahkan segenap Yehuda, keluarga, istri dan anak-anak terlibat (1, 2, 3). Berunding dengan rakyatnya sebelum ia mengangkat mereka.
Yosafat pun tidak menakut-nakutin rakyatnya karena Amon dan Moab yang semakin dekat menyerang. Yosafat mempunyai nilai hidup, yakni Tuhan adalah pahlawanku (2 Taw. 20:12, 20-21).
- Kedua, Yosafat protes kepada Allah tetapi mengikuti Prosedurnya.
Yosafat memang PROTES kepada Allah tapi dia tetap ikuti prosedurnya. Hal ini terlihat dalam doa Yosafat yang bernada protes yang masuk akal kepada Allah (2 Twa. 20:6-12). Namun, melalui Yahaziel yang menyampaikan prosedur agar Yosafat dan penduduk Yehuda harus mengikutinya.