Bagi setiap mahasiswa Perguruan Tinggi, tugas akhir merupakan syarat penentuan akhir dalam mencapai kelulusannya. Misalnya skripsi untuk mencapai gelar Sarjana S1. Tesis untuk mencapai gelar Magister S2. Disertasi untuk mencapai gelar Doktor S3.
Khususnya skripsi, pada masa kepemimpinan Mentri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim membawa transformasi baru. Di mana pemerintah tidak mewajibkan lagi skripsi bagi mahasiswa Sarjana S1 untuk tugas akhir, tetapi bisa berbasis proyek atau prototipe sejenisnya. Demikian ia sampaikan dalam Rapat Kerja Bersama Komisi X DPR di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu, 30 Agustus 2023.
Terobosan yang dilakukan oleh Nadiem A. Makarim ini sebenarnya tidak mengubah esensi pencapaian tugas akhir atau menghapus skripsi. Artinya, setiap pencapaian gelar akademik, tetap menuntut adanya tugas akhir yang dikemas dalam bentuk yang berbeda oleh pihak kampus. Jadi, tugas akhir tetap ada.
Oleh karena itu, berikut saya akan memberikan enam pertimbangan yang perlu Anda pikirkan sebelum Anda akan membuat tugas akhir. Urutan penulisan ini tidak menentukan prioritas, artinya sangat fleksibel. Tergantung konteks keberadaan Anda. Namun, bagi Anda yang sudah menyelesaikan tuntutan mata kuliah dan tinggal tugas akhir, maka artikel sangat bermanfaat.
Tanpa berlama-lama lagi, berikut saya akan berikan enam pertimbangan mahasiswa sebelum menulis tugas akhir.
1. Pemilihan Topik/Judul
Dalam membuat tugas akhir, topik/judul bisa dibilang paling awal ditentukan sebelum pertimbangan yang lain. Saya menyebut topik atau judul itu seperti visi. Apa yang akan Anda mau kerjakan.
Topik yang ditentukan perlu berkorelasi dengan jurusan yang sedang diambil. Selain itu, topik ini dapat menjadi proyeksi untuk dikembangkan di kemudian hari. Manfaatnya pun bisa dinikmati banyak pihak terkait.
Topik harus menjadi minat (kesukaan) Anda sendiri. Jika tidak, maka dalam proses mengerjakannya, Anda bisa mudah untuk mengubahnya hanya karena tidak suka. Juga berpotensi untuk Anda berhenti mengerjakannya di tengah jalan.
Jika kita buntu dalam menentukan topik, Anda bisa berkonsultasi dengan dosen terkait. Juga kepada mahasiswa senior atau rekan yang mengerti dinamika topik tersebut. Yang pasti, topik yang diambil bukan hanya karena suka tidak suka, tetapi pertimbangkan yang kedua ini.
2. Kemampuan