Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Pancasila

Diperbarui: 25 September 2024   17:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warung kopi/dokpri

Nama: M Kori Irawan

3Implementasi Pancasila di Aceh: Membangun Perdamaian Berkelanjutan Melalui Pendidikan dan Kearifan LokalPancasila merupakan fondasi yang sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila memiliki posisi yang lebih tinggi daripada konstitusi itu sendiri, dan menjadi cetak biru bagi segala pengaturan yang ada dalam ketatanegaraan Indonesia. Salah satu contoh penerapan nilai-nilai Pancasila dapat dilihat dalam upaya penguatan perdamaian di Aceh, yang selama beberapa dekade mengalami konflik berkepanjangan.

Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang diberikan otonomi khusus melalui MoU Helsinki dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 setelah terjadinya konflik antara pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Otonomi khusus ini bertujuan untuk meredam ketegangan dan memastikan bahwa hak-hak serta kebutuhan masyarakat Aceh diakui dan dihormati. Dalam konteks ini, Pancasila berperan sebagai landasan moral dan ideologis untuk menjaga perdamaian dan harmoni di Aceh.Meskipun Mou Helsinki dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 dianggap lahir dari politik hukum Indonesia guna mengatasi konflik, nilai-nilai Pancasila juga terlihat hadir dalam proses perdamaian tersebut. Nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan persatuan yang tercermin dalam Pancasila mendasari setiap langkah dalam proses rekonsiliasi, penguatan kelembagaan, dan pemulihan sosial di Aceh.Pendekatan deskriptif dengan riset normatif yang menggunakan positivisme hukum dapat digunakan untuk memahami kontekstualisasi Pancasila dalam perdamaian Aceh. Nilai-nilai Pancasila seperti sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa", memainkan peran penting dalam menjaga harmoni di antara masyarakat Aceh yang mayoritas beragama Islam. Hal tersebut diperkuat dengan fakta bahwa Aceh memiliki karakteristik masyarakat yang sangat religius dan mengedepankan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.Salah satu aspek menarik dari penerapan Pancasila di Aceh adalah bagaimana nilai-nilainya diajarkan melalui pendekatan berbasis Islam. Pendidikan Pancasila di Aceh tidak hanya menekankan pada penanaman nilai-nilai nasionalisme dan integritas, tetapi 3juga pada pemahaman religius yang sejalan dengan ajaran Islam. Hal ini tercermin dalam beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa pendidikan Pancasila di Aceh sangat relevan dalam menciptakan karakter siswa yang taat beragama, sekaligus cinta tanah air.Sebuah penelitian yang dilakukan di beberapa sekolah di Aceh Tenggara dan Gayo Lues menunjukkan bahwa pendidikan Pancasila yang berbasis Islam memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan karakter siswa. Melalui pendekatan ini, nilainilai Pancasila seperti gotong royong, persatuan, dan keadilan diajarkan bersamaan dengan nilai-nilai keagamaan. Hal ini tidak hanya menjaga keharmonisan sosial di antara masyarakat yang beragam, tetapi juga memperkuat ikatan nasionalisme di kalangan generasi muda.Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, seperti kemanusiaan, persatuan, dan keadilan, sangat relevan dalam proses perdamaian di Aceh. Dengan latar belakang masyarakat yang mayoritas beragama Islam, sila pertama Pancasila, yaitu "Ketuhanan Yang Maha Esa," berperan penting dalam menjaga kerukunan sosial di Aceh. Penerapan Pancasila juga didukung oleh riset normatif dan pendekatan deskriptif yang menekankan pada positivisme hukum sebagai kerangka analisis untuk memahami konteks perdamaian di Aceh.Selain aspek pendidikan, nilai-nilai Pancasila juga terlihat dalam kehidupan sosial masyarakat Aceh. Kunjungan kerja Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ke Aceh Barat menyoroti bagaimana nilai-nilai Pancasila diimplementasikan dalam bentuk kearifan lokal. Di Aceh, masyarakat sangat menghargai gotong royong dan rasa kebersamaan, yang merupakan cerminan dari sila ketiga, "Persatuan Indonesia."BPIP mencatat bahwa kearifan lokal di Aceh, terutama dalam kehidupan masyarakat di gampong-gampong, telah mengedepankan karakter keramahtamahan dan toleransi, yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Masyarakat Aceh, meskipun mayoritas Muslim, memiliki tradisi panjang dalam menjaga harmoni antara beragam kelompok etnis dan agama yang ada di wilayah tersebut. Hal ini mencerminkan prinsip "Bhinneka Tunggal Ika," atau kesatuan dalam keberagaman, yang menjadi salah satu fondasi penting dari ideologi Pancasila 3Dalam upaya lebih lanjut untuk memperkuat implementasi nilai-nilai Pancasila di Aceh, BPIP telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Aceh melalui berbagai program sosialisasi dan pembudayaan Pancasila. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila terus diwariskan kepada generasi muda dan diterapkan dalam kehidupan sosial dan politik masyarakat Aceh. Kerjasama ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengembangan materi ajar, pelatihan ideologi Pancasila, hingga pendampingan dalam pembuatan regulasi yang mendukung pengamalan nilai-nilai Pancasila di tingkat lokal.Gubernur Aceh dalam pertemuan dengan BPIP menegaskan bahwa Aceh memiliki sejarah panjang dalam mendukung kemerdekaan Indonesia, termasuk melalui kontribusi tokoh Aceh dalam penyusunan Pancasila. Salah satu tokoh asal Aceh, Teuku Muhammad, memiliki peran penting dalam merumuskan sila pertama Pancasila yang mencerminkan nilai-nilai keislaman yang kuat di masyarakat Aceh. Oleh karena itu, masyarakat Aceh memiliki komitmen yang kuat dalam membumikan Pancasila, dan melalui kerjasama ini, diharapkan nilai-nilai Pancasila semakin terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari di Aceh.Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Pancasila memiliki peran sentral dalam menjaga perdamaian, persatuan, dan keadilan di Indonesia, termasuk di Aceh. Melalui penerapan otonomi khusus, pendidikan berbasis nilai-nilai Pancasila yang selaras dengan ajaran Islam, serta pemanfaatan kearifan lokal, Aceh telah menunjukkan komitmennya dalam membumikan Pancasila. Kerjasama antara BPIP dan Pemerintah Provinsi Aceh juga menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pendidikan, sosial, maupun politik.Dengan terus mendorong sosialisasi dan penguatan nilai-nilai Pancasila, Aceh dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam menjaga keberagaman dan memperkuat persatuan bangsa. Implementasi nilai-nilai Pancasila di Aceh menunjukkan bahwa harmoni sosial dan keadilan dapat dicapai melalui pendekatan yang menghargai tradisi, nilai-nilai keagamaan, dan keragaman budaya yang ada di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline