Beberapa harga komoditas pangan di pasar tradisional sudah mulai merangkak naik. Harga bahan pokok berpotensi naik cukup signifikan seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat pada saat bulan Ramadan. Berdasarkan informasi yang di peroleh di Pasar Induk Kramat Jati, harga bahan pokok yang mulai naik meliputi bawang merah, cabai merah keriting, cabai rawit dan daging ayam.
Selain masalah pasokan, Hal yang paling sering terjadi untuk bahan pokok kemasan adalah permintaan masyarakat yang semakin meningkat namun tak dibarengi ketersediaan stok juga dinilai cukup mengkhawatirkan. Selain itu, ketersediaan tenaga kerja menjadi salah satu hambatan yang kemungkinan besar akan berkurang karena libur Lebaran yang akan berdapak pada kenaikan ongkos. Sehingga, diperkirakan hal itu akan mendorong kenaikan harga di beberapa wilayah.
Hal yang harus diperhatikan mulai dari antisipasi sejak dini terhadap ketersediaan sejumlah bahan pokok. Kemudian pengaturan harga sejumlah komoditas yang seharusnya diatur melalui harga acuan atau Harga Eceran Tertinggi (HET) dengan pengawasan dari pemerintah untuk memperbaiki dan mengawasi komoditas yang ada dan melakukan pendataan stok dengan terencana serta pemantauan harga dengan baik. Dengan demikian harga komoditas saat puasa dapat terkendali dan terkontrol.
Saat ini kebutuhan pokok tidak hanya dapat di beli di pasar tradisional, warung atau mini market di lingkungan sekitar tempat tinggal tapi trend berbelanja online sudah menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri, khususnya dengan tersedianya beragam penawaran menarik dari perusahaan e-commerce. Tapi bagaimana bila seorang ibu rumah tangga yang belum begitu mengerti untuk berbelanja online?
Untuk dapat menikmati kemudahan dan kelebihan dari berbelanja melalui online tentunya para pengguna harus di bekali oleh pendidikan yang cukup agar dapat bijak dan lebih berhati-hati untuk melakukan transaksi online. Di lihat dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, rata-rata lama pendidikan warga Indonesia yang berusia di atas 15 tahun hanya 8,42 tahun.
Rata-rata lama pendidikan itu kurang lebih setara dengan jenjang SMP tapi tidak sampai lulus. Jika dilihat lebih detail lagi, sebanyak 20 persen keluarga berpenghasilan terendah rata-rata pendidikannya hanya mencapai 6 tahun atau setara tamat SD.
Salah satu Startup di Indonesia yaitu, Kora menawarkan cara berbelanja hemat dengan mudah yang mengedepankan budaya masyarakat Indonesia dengan sistem kekeluargaan. Para customer yang biasa di sebut dengan Keluarga Kora dapat berbelanja melalui tetangga atau kerabat mereka yang sudah bergabung menjadi bagian dari Poskora secara konvensional lalu orderan akan di proses secara online yang bertujuan untuk membantu Keluarga Kora memperoleh bahan pokok dengan harga yang lebih murah dari pasaran.
Seluruh Poskora sudah di bekali dengan aplikasi yang dapat di install melalui Google Play dan sudah terkoneksi langsung dengan sistem Kora untuk melakukan order pesanan dari para Keluarga Kora. Seluruh Orderan akan di antar ke rumah Poskora yang nantinya akan di distribusikan ke seluruh Keluarga Kora. Dengan adanya pilihan cara berbelanja yang baru di harapkan seluruh rakyat indonesia dapat menikmati harga bahan pokok yang lebih terjangkau dan dan merata untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H