Lihat ke Halaman Asli

Kopi, Arang, dan Lukisan

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

circe-album-cover

Apa jadinya ketika seorang barista merangkap profesi menjadi seorang pelukis, atau seorang pelukis juga bekerja sebagai barista? Itulah yang dilakukan oleh Lauren Orscheln, seorang barista yang menggunakan kopi sebagai media untuk melukis. Lauren mungkin bukan orang pertama yang melukis dengan menggunakan kopi, tapi karyanya tentu saja berbeda dengan yang lainnya.

She looks like the real thing she tastes like the real thing my fake plastic love But I can’t help the feeling I could blow through the ceiling if I just turn and run and it wears me out it wears me out… - Thom Yorke, “Fake Plastic Trees”

Melihat karya-karya Lauren adalah melihat sebuah perjalanan. Lauren mengatakan bahwa realita adalah plastik dan tidak ada kenyataan yang sebenarnya benar-benar nyata, dan itu tercermin dalam karya-karyanya. Ia bukan saja melukis dengan kopi, tapi juga dengan arang. Siapa yang menyangka bahwa lukisan-lukisan ini dibuat dengan kopi, bukan?

the-foot-painting-

Bekerja sebagai seorang barista di sebuah coffee shop, Lauren tentunya sangat akrab dengan kopi. Bahkan ketika di rumah pun, ia membuat kopinya sendiri. Di waktu senggangnya dan di hari liburnya, dia senang mengunjungi coffee shop dan membaca buku di sana. Selain itu, dia juga membuat sketsa. Menurut Lauren, keinginan untuk membuat karya seni itu ada selalu dalam dirinya, dan dia selalu ingin berkreasi. Tapi, tahu kapan harus berhenti, juga adalah bagian dari proses pembuatan karya seni. Mungkin di saat itulah, dia meletakkan alat lukisnya dan menyesap kopinya. Mengapa Lauren sangat suka menggambar? Karena ia ingin menemukan hal-hal lain ketika sedang berkreasi. Sesuatu yang tidak direncanakannya. Menurutnya lagi, kalau kita mengontrol semuanya, sebuah karya tidaklah layak disebut sebagai karya seni. Penyuka warna coklat tua ini mengatakan bahwa kopi instan akan terlihat indah ketika menjadi cat di atas sebuah kanvas. Selain kopi dan kuas, Lauren juga menggunakan haid dryer untuk mengentalkan kopinya yang akan dia gunakan untuk melukis. Lauren membutuhkan waktu 10-15 jam untuk membuat sebuah lukisan dengan kopi, baru setelahnya lukisan itu dia timpa dengan cat minyak atau cat air. Dalam lukisan yang berjudul “Self Portrait” ini, Lauren menggunakan kopi, cat air, dan arang.

self-portrait

Sementara “Botched Debauchery” adalah lukisan pertama Lauren yang dibuat dengan kopi. Bayangan kehitaman dalam lukisan ini dibuat dengan arang.

botched-debauchery

Lukisan yang berjudul “Freudian Slip” ini dimulai dengan arang, kemudian Lauren menambahkan kopi untuk memberi kesan mendalam. Setelah diwarnai dengan cat air, kembali lukisan ini diberi lapisan warna dengan kopi.

freudian-slip

Saat ini, Lauren sedang mengambil kuliah antropologi, dan setelahnya dia akan melanjutkan kuliah di bidang seni, padahal dia sudah dua kali meraih Columbia Art League’s Emerging Artist Award. Rupanya, selain keranjingan kopi dan seni, Lauren ini juga keranjingan kuliah ya? Keren banget! Sumber gambar: Lauren Orscheln

Artikel terkait: Membuat Kopi Joss Tanpa Arang Lukisan-Lukisan “Mistis” pt.2 Coffee Art: Nggak Hanya Lukisan di Atas Kopi Ketika Lukisan Menjadi Puisi Mentransformasi Wajah Jadi Lukisan Artikel berasal dari: Kopikeliling.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline