Lihat ke Halaman Asli

Sampah Pun Bisa Tampil Menarik

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Janice-Wu_web5

Masih inget nggak dengan Jakarta Urban Play Projects-nya Irwan Ahmett dan Tina Talisa? Atau Honkey Kong-nya Christian Aslund? Keduanya sama-sama mengeksplor hal-hal sederhana yang sangat sehari-hari jadi sesuatu yang seru dan nggak lagi membosankan. Ada seorang seniman muda berbakat yang berasal dari Vancouver, British Columbia, Canada, yang namanya Janice Wu. Karya-karya Wu berfokus pada benda-benda yang keliatannya nggak ada harganya, membosankan, dan nggak berguna sehingga harus jadi makanan tong sampah. Wu sukses mengubah benda-benda itu jadi sesuatu yang menyenangkan, bahkan jadi keliatan berharga lagi, melalui lukisannya. Kancing yang lepas, kayu dari pensil yang diraut, bon belanjaan, bungkus permen, bungkus bekas sumpit bambu – semuanya yang biasa nggak akan kita simpan lagi, karena kita anggap sampah. Wu adalah seorang mahasiswi seni visual di Emily Carr University, dan menurutnya semua obyek yang keliatannya nggak berharga itu punya potensi untuk menjadi sesuatu yang puitis. Di dunia maya, Wu cukup terkenal karena karya-karyanya banyak dipamerkan dan dibahas secara online di banyak situs seni, seperti Juxtapoz atau Junkculture. Jangan ngeremehinorang yang terkenal duluan di dunia maya lho, buktinya Wu ini karena sering diliput banyak media online jadi sering dapet komisi dan ditawarin banyak proyek dari sana sini. Sejak kecil, Wu memang udah kepengin jadi seniman, tapi dia baru mendalami seni ilustrasi baru-baru ini. Semua lukisannya dibuat dengan cat air. Dia mendeskripsikan karyanya sebagai sesuatu yang sureal, lembut, sekaligus penuh humor. Menggambar adalah proses yang lamban bagi Wu, karena dia butuh observasi dan saat tenang baru bisa menggambar.

Janice-Wu_web14-791x1024

Ketika menggambar, hal pertama yang dilakukan Wu adalah memperhatikan benda yang bakal digambarnya dengan seksama. Dia memang mengoleksi berbagai benda dan “sampah” yang menurutnya menarik setiap hari, dan dari benda-benda itulah dia mulai berkarya. Nggak seperti kebanyakan pelukis lainnya, Wu nggak memulainya dengan menggambar sketsa, meskipun menurutnya, yang bener harusnya memang pake sketsa dulu. Ketika dia kehabisan ide nggak tau mau gambar apa lagi, biasanya dia beristirahat, dengan makan cemilan, tidur siang, atau nongkrong sama temen-temannya. Menurut Wu, salah satu penyebab terhentinya sebuah ide adalah karena dia terlalu terobsesi dengan ide itu. Jadi, memang ngerjain karya seni itu harus nyantai ya, nggak boleh terlalu ambisius.

happy-drawing--590x745

Wu berharap, lukisan-lukisannya dapat mengubah persepsi orang tentang hal-hal yang dilihat dan ditemui mereka sehari-hari. Sementara tujuan utamanya sebagai seorang seniman adalah dia kepengin terus berevolusi, terus menjawab tantangan yang ada, dan terus berlatih. Nasehatnya untuk para ilustrator lainnya? Tetap rajin berlatih, rajin bekerja, tetap rendah hati, dan tetap gembira. Sumber gambar: janice-wu.com

Related posts:

  1. Seni dari Sampah Elektronik
  2. Seni dari Sampah
  3. Merayakan Kehilangan
  4. Art is Everything, Art is Everywhere
  5. Canda Kopi: Kopi Sampah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline