Lihat ke Halaman Asli

Kisah di Balik Kartu Tarot Yang Terkenal Itu

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pembaca kartu tarot pasti sudah tahu bahwa salah satu deck yang paling terkenal adalah Rider-Waite-Smith Tarot. Yah, enggak pembaca kartu tarot doang sih, kamu yang suka banget diramal juga pasti sudah sangat familiar dengan desain kartu di atas. Kartu ini dilukis dengan indahnya oleh Pamela Colman Smith atas komisi dari Arthur Edward Waite, yang lalu diterbitkan oleh Rider Company. Jadi gabungan nama ketiganyalah yang akhirnya digunakan sebagai nama dari deck tarot yang paling banyak dicari, dibeli, dan dipakai orang hingga hari ini. Pamela Colman Smith, atau lengkapnya Corinne Pamela Colman Smith, adalah seorang seniman dan ilustrator yang lahir di Pimlico, Middlesex, Inggris pada tahun 1878, dan tutup usia pada usia 73 tahun pada tahun 1951. Dirinya adalah putri tunggal dari seorang pedagang Amerika yang berasal dari Brooklyn, Charles Edward Smith. Ibunya, Corinne (né e Colman) Smith berasal dari Jamaica. Corinne meninggal dunia ketika Pamela masih berusia 10 tahun. Setelah itu, Pamela pun terpaksa ikut ayahnya berpindah-pindah kota, antara Brooklyn, London dan Kingston. Sering ditinggalkan kerja oleh ayahnya, Pamela akhirnya memilih untuk bekerja sebagai desainer di Lyceum Theater London, yang kemudian akan mempengaruhi gaya berkaryanya. Di usia 15 tahun, Pamela bergabung kembali dengan ayahnya di Brooklyn, kemudian mendaftarkan diri ke Pratt Institute yang saat itu baru dibuka, dan belajar seni dari seorang pakar Arthur Wesley Dow. Gaya menggambarnya yang dewasa sangat visionaris, penuh simbol, sekaligus romantis. Karena sakit, Pamela terpaksa meninggalkan Pratt Institute pada tahun 1897 tanpa sempat menyandang gelar, dan langsung bekerja menjadi seorang ilustrator. Pamela kembali ke London pada bulan Juni tahun 1899 dengan ambisi untuk menjadi seniman dan penulis yang terkenal. Mimpi itu pun akhirnya tercapai. Pamela berhasil menulis “Annancy Stories”, sebuah kumpulan cerita rakyat Jamaika tentang tokoh Anansi si laba-laba, dan beberapa buku lainnya.

Ilustrasi Pamela untuk puisi Yeasts yang berjudul ”The Land of Hearts Desire” yang masuk dalam buku The Illustrated Verses of William Butler Yeats Selengkapnya: http://bit.ly/1u1YVW2 Artikel Terkait: 3D Printing Makin “Sinting” Pablo Bear Goes to Asia – a Comic Book Apa Rahasia Terdalammu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline