Seperti yang kita tau, seniman adalah pekerja idealis yang nggak melulu bekerja karena uang. Dan udah jadi rahasia umum kalo di Indonesia, Pemerintah lebih ngedukung dan mau ngeluarin dana untuk olahraga dibanding untuk kesenian. Hmmm… terus, gimana dengan negara-negara lain?
Brazil
Pemerintah Brazil mengalokasikan dana sebesar $25 per bulan buat para seniman untuk melakukan kegiatan budaya, misalnya: nonton film, ke museum, beli buku, dan lain-lain. Menteri Kebudayaan Brazil, Marta Suplicy, sadar bahwa di negara-negara yang udah berkembang, kebudayaan itu adalah kunci utama dalam perekonomian negara. Tambahan dana ini dikasih ke para pekerja seni itu dalam bentuk kartu elektronik, dan kebanyakan yang dikasih sih memang yang penghasilannya di bawah upah minimum – dan upah minimum mereka kira-kira $1.700.
Inggris
Sementara di Inggris, anggaran dan bantuan dana dari Pemerintah untuk kesenian tiap tahun makin lama makin berkurang. Menurut Departemen Kebudayaan mereka, mereka nggak punya pilihan dan nanti kalo perekonomian mereka udah membaik lagi, mereka baru bisa ngebantu pendanaan sebanyak dulu lagi.
India
Pemerintah India serius banget dalam mendanai kebudayaan dan kesenian di negaranya. Bahkan dana untuk kebudayaan di India lebih besar dari dana untuk kesehatan. Wah. Di India, pemerintah sendiri yang ngurus pusat-pusat budaya, sekolah-sekolah teater, museum-museum, perpustakaan, dan lain-lain. Pemerintah juga mendanai acara-acara yang mahal seperti Festivals of India yang dibawa keliling dunia buat ngenalin budaya India ke dunia internasional. National Gallery of Modern Art di Delhi adalah salah satu museum seni terbaik di dunia. Lalu mereka juga punya National School of Drama yang umurnya udah setengah abad. Pokoknya sekolah, teater, perpustakaan, dan museum di India itu dijalanin secara profesional banget.
Italia
Ironis memang, untuk negara yang udah mengklaim dirinya sebagai pusat seni dan budaya di Eropa, pemerinta Italia pelit banget buat ngeluarin dana untuk seni. Dana untuk seni makin lama makin berkurang, dan sama seperti di Indonesia, pemerintahnya lebih mau ngeluarin uang untuk olahraga – terutama sepak bola. Rumah opera Carlo Felice, misalnya. Tempat ini udah rusak banget sejak kena bom di Perang Dunia II, dan sekarang terancam ditutup karena kekurangan dana.
Prancis
Seni juga bukan hal yang paling diprioritaskan sama pemerintah Prancis. Pameran Monet di Grand Palais adalah pameran tunggal Monet yang pertama selama beberapa dekade. Tentu aja, acara langka ini disambut seluruh rakyat Prancis dengan gembira. Louvre sebagai museum yang paling banyak dikunjungi di dunia juga mulai retak-retak dan belum dibenerin. Tapi untungnya, Menteri Kebudayaan Prancis Frederic Mitterand udah mau naikin budget untuk seni sebanyak 2,7%. Salah satu buktinya adalah dengan dibangunnya tempat konser baru di Paris, La Philharmonie.
Singapura
Negara tetangga kita ini murah hati banget pemerintah sama para seniman. Kalo mereka mau buat pertunjukan seni, pendanaannya dibantu 50% sama pemerintah. Wah! Memang hebat banget ya pemerintah Singapura. Makanya nggak heran, biarpun negaranya kecil dan nggak punya sumber daya alam, tapi maju dan makin lama makin makmur! Jadi memang semuanya kembali ke masalah prioritas sih ya. Dan nggak bisa nyalahin pemerintah juga, kalo pendanaan buat satu hal lebih kecil atau lebih besar dari bidang lain. Mereka (seharusnya) tau yang terbaik buat negaranya masing-masing kan?
Shortlink: (click to copy)
Related posts:
- Batik dan Kebudayaan Indonesia
- Kota-Kota Seni Dunia pt.1
- Antara Dunia Nyata dan Dunia Mimpi
- Kota-Kota Seni Dunia pt.2
- Pameran di Bandara Internasional Dunia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H