Lihat ke Halaman Asli

Apakah Jadi Seniman Itu Harus “Sinting”?

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

George

Albert Einstein, Van Gogh, Socrates, Andy Warhol, Miles Davis, dan bahkan Michael Jackson adalah para seniman besar di bidangnya masing-masing. Dan satu hal, selain seni, yang menyamakan mereka semua adalah… kesintingan. Harus diakui, para seniman besar itu dianugerahi talenta yang sangat besar, dan betapa talenta mereka dapat mengubah dunia. Tapi di sisi lain, mereka juga dianggap sinting – baik dalam pengertian positif, maupun negatif. Jadi, apakah untuk jadi seniman besar seseorang harus mengalami gangguan jiwa? Dan mengapa karya-karya terbaik Van Gogh dibuat saat dia mengalami gangguan kejiwaan? Bagi seorang seniman, seni adalah hal yang memotivasi hidup mereka. Mereka menciptakan sesuatu yang baru pada dini hari, dan kebanyakan mereka memang sulit tidur. Buat orang normal, hal ini adalah hal yang nggak wajar. Mereka nggak akan ngerti kenapa seseorang mau sebegitu menghabiskan waktunya untuk sesuatu yang “sederhana” seperti menggambar atau bermain gitar? Tapi sebaiknya, daripada mencap para seniman itu sinting, lebih baik kita mencoba untuk mengerti mereka. Seniman itu terlihat “sinting” karena jiwa mereka lebih menyatu pada dunia ini, pada perasaan mereka, ketimbang orang lain. Ambil contoh George Harrison, misalnya, dari The Beatles. Ketika diperkenalkan kepada musik India oleh David Crosby, dia benar-benar mendalami budaya India sepenuhnya sebelum membeli sebuah sitar. Dia melakukan perjalanan ke India, belajar meditasi, sampai dia benar-benar tenggelam dalam budaya India. Bukan hanya itu, dia lalu berpindah agama dan menjadi seorang Hindu dan nggak mau lagi makan daging sampai meninggal.

milesdavis_byfranciswolff

Bagi para seniman, seni adalah hidup mereka. Miles Davis, musisi jazz ternama, setiap hari berlatih bermain terompet sampai-sampai dia jarang tidur. Baginya, terompet adalah alatnya untuk menyampaikan pesan kepada dunia. Kreativitas dan kemampuannya pun otomatis jadi terus meningkat dan saat ini dia dianggap sebagai seorang pemain terompet terbaik di dunia.

andy-warhol-versione-dada

Seniman dianggap sinting karena mereka melakukan hal yang nggak dilakukan oleh orang lain. Cara pandang mereka memang berbeda. Orang biasa akan melihat awan seperti awan, tapi seorang seniman mungkin akan melihatnya seperti seorang malaikat yang sedang menerjang samudra. Andy Warhol sering disebut sebagai orang sinting, tapi pikirannya yang abstrak itulah yang membuatnya sukses dan terkenal. Itu karena dia mempunyai cara pandang yang berbeda dibanding orang lain. Bagi sesama seniman, Warhol itu nggak sinting, tapi jenius. Menjadi seorang seniman itu artinya berani mengambil resiko untuk dikritik dan nggak dimengerti oleh semua orang. “Kesintingan” seorang seniman itu adalah sesuatu yang tulus dan nggak bisa dipalsukan, atau dibuat-buat. Orang banyak menghaluskan istilah “sinting” ini dengan “nyentrik”, tapi apapun itu, hal itulah yang membuat seorang seniman tampak lebih “berkilau” dibanding rekan-rekannya. Mungkin batas antara “sangat kreatif” dan “sakit jiwa” itu memang tipis. Apapun itu namanya, nggak semua orang dianugerahi kesintingan yang luar biasa seperti itu. Mereka memang sudah ditakdirkan untuk menjadi besar karena “kekurangan” mereka itu. Sumber gambar: heavy.com dan beberapa sumber lainnya

Related posts:

  1. Mau Jadi Seniman Harus Siap Dikritik
  2. Kenapa Seniman Harus Nyentrik?
  3. Seniman-Seniman Besar nan Nyentrik pt.2
  4. Seniman-Seniman Besar nan Nyentrik
  5. 8 Perempuan Di Balik Para Seniman Legendaris

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline