Lihat ke Halaman Asli

Elektabilitas Demokrat Melorot Memang Salah Media

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

138639903477086183

Partai Demokrat lewat Ketua Fraksi Demokrat di DPR Nurhayati Ali Assegaf  berkata kemarin bahwa banyak pemberitaan media yang menyudutkan partainya sehingga elektabilitas turun. [caption id="attachment_296974" align="alignnone" width="318" caption="Nurhayati AA sumber foto:merdeka.com"][/caption] Pernyataan beliau ini tepat sekali,  bukan karena kasus-kasus korupsi yang melibatkan kader-kader Partai Demokratlah yang menyebabkan elektabilitas terus melorot namun karena kasus-kasus tersebut DIBERITAKAN oleh media. Jadi keluhan Nurhayati Ali Assegaf dapat disimpulkan bahwa  kasus korupsi yang dilakukan oleh kader-kader Partai Demokrat itu semata mata menjadi urusan KPK, dan kalau media tidak memberitakan maka tidak ada persoalan. Dengan demikian, elektabilitas Partai Demokrat akan tetap stabil. Bisakah demikian? , jelas tidak bisa, karena kasus korupsi adalah berita yang paling dinanti oleh rakyat, sebab rakyat sudah lelah dibohongi oleh pemimpin-pemimpin yang cuma sibuk memikirkan diri sendiri dengan bermewah-mewah di atas kesusahan rakyat banyak. Untuk itu setiap berita tentang korupsi akan menjadi referensi bagi rakyat untuk memilih siapa yang lebih pantas mewakilinya di masa depan. Memang, semua partai terlibat korupsi, dari yang nasionalis sampai agamis semua terlibat, namun mengeluhkan media adalah tindakan terbodoh, lebih mudah bagi Partai Demokrat untuk segera memecat kader-kadernya SAAT namanya sudah disebut-sebut namanya di persidangan Tipikor dan SAAT mulai diperiksa KPK  sebagai saksi,misalnya Sutan Bathoegana dan Tri Yulianto, agar nama Partai Demokrat lepas dari kasus korupsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline