Lihat ke Halaman Asli

Yudho Sasongko

UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

Pendidikan Karakter Santri Pecinta Alam

Diperbarui: 30 Oktober 2021   03:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

"Saya termasuk yang mendirikan Wanadri tahun 1964. Saya sempat baca di majalah, yang menolong jatuhnya pesawat Sukhoi itu Wanadri," ujar Gus Sholah, santri yang sekaligus merupakan mantan Dewan Pengurus Pendaki Gunung Wanadri pada 1966-1967.

Sapala (Santri Pecinta Alam) tak bisa dilepaskan dari perkembangan Kepecintaalaman di Indonesia.

Sapala bersama Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) dan Sispala (Siswa Pecinta Alam) lahir dari rahim tumbuh kembang pendidikan karakter alam bebas Indonesia. 

Tonggak kepecintaalaman Indonesia dengan keunikan pendidikan karakternya di alam bebas dipelopori oleh Wanadri. 

Siapa yang tak kenal dengan Wanadri, sebuah perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung dengan banyak peran dan prestasi yang bermarkas di Bandung, didirikan pada tahun 1964 silam itu.

Ada hal menarik di kalangan warga NU, bahwa mereka jarang yang tahu kalau Gus Sholah atau Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid, saudara Gus Dur itu, adalah salah satu pendiri, pengurus dan anggota Wanadri.

Seharusnya peran dan teladan Gus Sholah di Wanadri ini bisa dijadikan tonggak kebangkitan Santri Pecinta Alam (Sapala) yang terkesan kurang bergairah itu.

Perkembangan Sapala di Indonesia kembang kempis dan kurang ditangani dengan serius. 

Hal ini terlihat dari akumulasi peran dan prestasi Sapala yang angin-anginan di dunia kepencintaalaman.

Sejauh yang penulis ketahui, hingga saat ini belum ada satupun kegiatan pendataan jumlah dan kondisi Sapala di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline