Saya suka awan sirus, putih tipis bak bulu angsa yang berarak lembut di atas ketinggian langit biru.
Lukisan alam ini dapat dinikmati hanya dengan mendekatinya di atas 3000 mdpl, ketika saya berdiri di puncak gunung.
Begitu indah, hingga terbawa sampai di rumah. Saya abadikan citra lembutnya dalam kemasan teknologi digital yang bernama kamera.
Arus deras memori keindahan awan sirus tak ada habisnya mengalir di otak saya. Berharap juga tangkapan digital oleh kamera itu tersimpan abadi.
Tak sengaja, saya tangkap kata "cloud" yang berarti "awan" ketika saya ketuk ikon di layar gawai yang menghubungkan layanan penyimpanan digital, "Cloud Storage".
Awan sirus di puncak gunung itu sepertinya memberi inspirasi biometrik bagi pengembang teknologi penyimpanan data digital yang ramah jejak karbon.
Dengan memanfaatkan server virtual sebagai media penyimpanan, itu berarti memangkas jejak karbon rantai produksi dari perangkat keras pendahulunya, seperti berbagai jenis diska ataupun memori eksternal lainnya.
Teknologi "Cloud Storage" tidak membutuhkan perangkat tambahan apapun yang dapat menghasilkan jejak karbon tambahan.
Inilah salah satu bentuk usaha para penyintas karbon dengan menerapkan teknologi rendah karbon yang terinspirasi dari biometrik alam.
Keterikatan asasi biofilia antara manusia dan alam selalu menciptakan hal yang unik seperti biometrik yang disebut sebagai "Cloud Storage" itu.