Berbekal semangat pelari virtual, saya tancap kaki langkah seribu di pagi itu.
Ini adalah rencana tak lazim yang mungkin saja bisa dianggap ramah lingkungan.
Saya begitu bersemangat untuk mengunjungi spot-spot menarik yang berjarak puluhan kilometer itu.
Tentang indahnya pemandangan hijau menakjubkan di daerah Loksado, Kalimantan Selatan, yang tentunya wajib saya lakukan dengan berjalan dan berlari saja.
Keinginan kuat itu tidak akan lumer kalau tidak dipaksakan sesuatu. Termasuk tentang birunya langit yang menggantung di sana.
Wajar saja, kultur populer kekinian tentang pelestarian alam sudah berdamai dengan model-model kewajiban yang digelorakan oleh kompensasi oleh hal tertentu.
Ya, itulah, semisal yang saya lakukan saat itu. Menyelesaikan jarak kilometer wajib dalam sebuah program bertema langit biru. Dan semoga saja tetap langgeng.
Program nyata emisi nol tersebut bertajuk "Your Zero Journey to Zero" yang digawangi oleh Katingan Mentayan Project, membuat saya mampu mengikuti alur keterpaksaan ini dengan hasil akhir: sadar!
Hingga pula akhirnya mampu berdamai dengan budaya pop tentang meminimkan berkendara berbahan bakar fosil.
Seperti halnya konsep-konsep yang bertema "zero emissions" lainnya, tidaklah ia dengan mudah begitu saja berdamai dengan budaya pop sebelumnya yang sudah lama lekat ini.