Lihat ke Halaman Asli

Banyak Anak Banyak Rezeki?

Diperbarui: 10 Juli 2016   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tampaknya, Indonesia akan susah maju karena panutan masyarakat masih suka banyak anak, beda sekali dengan prilaku rakyat negara maju. Tentu saja, pendidikan anak semakin mahal  jika kebanyakan. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh masyarakat terdidik yang berkualitas. Demi pendidikan yang baik  tidak jarang mesti menyekolahkan anak ke luar negeri. Jadi, kualitas pendidikan berbanding lurus dengan besarnya biaya pendidikan.

China menerapkan aturan satu anak biaya pendidikan gratis, dua anak maka anak kedua bayar separoh, tiga anak maka anak ketiga bayar total.  Keluarga China saat ini, pada umumnya memiliki satu anak saja. Faktanya, China berhasil menghasilkan SDM yang baik dan jadi negara ekonomi terbesar setelah USA.

Kebetulan saya pernah satu tim dengan dua rekan dari China di lab.ketika sekolah di Korea dulu, Dr. Peng dan Dr. Zhang.  Kedua mereka merupakan anak tunggal. Sekarang, kami sudah kembali ke negara masing-masing untuk membangun bangsa. 

Oleh karena itu, sudah sepatutnya masalah anak ini diatur seperti negara China itu. Sebenarnya, pada zaman orba masalah ini sudah diatur melalui program KB, sehingga pada saat itu sudah mulai keluarga-keluarga tidak mau lagi punya anak banyak. Banyak anak banyak rezeki? Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline