Lihat ke Halaman Asli

Yohanes R. Setiawan

Konsultan Bisnis dan Pemasaran

Untuk Para Wanita Tangguh yang Memiliki Peran sebagai "Single Parent"

Diperbarui: 15 Maret 2021   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Ibu SIngle Parent (Sumber: christianheadlines.com)

Tulisan ini saya persembahkan untuk para wanita tangguh dimanapun mereka berada yang saat ini sedang memiliki peran yang sangat hebat, menjadi seorang single parent atau orang tua tunggal bagi anak-anaknya, yang harus menjadi seorang ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya. 

Saya adalah seorang anak yang dibesarkan oleh seorang ibu yang menjadi single parent sejak 11 tahun yang lalu. 

Saya sangat bersyukur ibu saya adalah seorang wanita yang tangguh yang pernah saya kenal selama saya hidup didunia ini, saya merasa sangat bersyukur memiliki seorang ibu yang setangguh dan sesabar beliau. 

Saya telah menemui berbagai kehidupan seorang single parent yang membuat saya selalu ingin menangis ketika mengetahui penyebab mereka menjadi single parent hingga bagaimana perjuangan mereka bertahan hidup dengan tetap bertanggung jawab terhadap anak-anaknya.  

Tulisan ini saya bagi kedalam dua bagian, yang pertama saya ingin menggambarkan hal-hal apa dan bagaimana kesulitan yang dialami posisi seorang ibu single parent. Sedangkan yang kedua saya akan menggambarkan bagaimana kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh seorang anak yang dibesarkan oleh seorang ibu single parent.

Ibu Single Parent

Ada banyak alasan atau penyebab seorang wanita menjadi seorang ibu single parent, tetapi kita tahu hanya ada 2 penyebab utama, yaitu seorang istri yang ditinggal oleh suaminya yang tutup usia, dan berpisah dengan suaminya dengan cara bercerai. 

Apapun penyebab seorang ibu menjadi single parent mereka akan menghadapi masalah yang sama, yaitu bertanggung jawab membesarkan anak - anak seorang diri. 

Di sinilah kesulitan-kesulitan datang silih berganti, mulai tentang dari mana mendapatkan biaya hidup, bagaimana menemani dan mengajari anak tentang berbagai hal, jika anak-anaknya masih kecil , ibu tersebut ingin bekerja tetapi tidak ada yang menjaga anaknya dirumah, maka dilema dan kesulitan harus ditanggung oleh ibu tersebut.

Lebih lagi jika ibu tersebut tidak memiliki background pendidikan dan pengalaman yang memadai, sehingga beliau kesulitan mendapatkan pekerjaan dengan standar upah layak dan jam kerja kantoran. 

Di situlah peran dukunngan keluarga dibutuhkan, ada banyak yang mampu hidup bahagia dengan kembali kerumah orang tua atau mertua, tetapi tidak sedikit yang harus berusaha sendirian dengan kondisi jauh dari keluarga..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline