Lihat ke Halaman Asli

Elly Nagasaputra MK CHt

Konselor Pernikahan dan Keluarga

Konseling, Perlukah?

Diperbarui: 25 September 2019   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup saat ini, di mana pun tempat tinggal Anda, dan apapun situasi dan kondisi yang Anda hadapi, adalah hidup yang sulit dan penuh tantangan. Jika kita mau jujur, sebenarnya semakin hari hidup semakin berat dan tidak juga semakin mudah.

Mengatasi Tantangan Hidup

Memang, tantangan yang harus kita hadapi dalam hidup di zaman ini bukanlah hal yang gampang. Ditambah lagi kadang dalam hidup, kita harus berelasi dengan orang-orang yang terkadang membuat kita merasa semakin terbebani. Baik relasi dengan orang dekat yang kita cintai seperti suami, istri, anak, mertua, orang tua atau saudara kita. Maupun relasi dengan atasan, sesama teman kerja, teman bisnis dan sebagainya.

Sering kita merasa tidak dicintai, tidak dihargai, tidak dimengerti atau terjebak dalam situasi seperti benang kusut yang membuat kita lelah lahir batin. Pada akhirnya, dalam kadar ringan kita bisa mengalami stres. Dan dalam kadar berat, kelelahan lahir batin itu membuat kita merasa sangat sulit untuk melanjutkan hidup serta berfungsi secara optimal sebagai manusia. Termasuk dalam pernikahan.

Menikah adalah hal yang tampak biasa, tapi sebenarnya amat penting dalam  kehidupan, karenanya harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Secara lahir dan batin. Biasanya, orang cenderung bersiap secara lahiriah, finansial misalnya. Padahal batiniah sama pentingnya untuk dipersiapkan, salah satunya dengan konseling pernikahan. Tujuannya agar mengenal lebih baik siapa yang akan menjadi teman hidup kita hingga akhir hidup kita nanti.

Sayangnya, banyak sekali yang menikah tanpa melalui konseling pra-nikah. Bahkan menikah tanpa alasan jelas, dan tanpa memiliki visi dan misi mengapa menikah. Banyak juga yang menikah dengan menggantungkan pada impian dan harapan yang sangat jauh dari realita.

 Akhirnya, di saat menjalani tahun-tahun pernikahan yang panjang dan kadang membosankan, timbulah berbagai konflik. Beragam konflik muncul mulai dari hal yang sederhana hingga dengan kompleksitas tinggi. Apalagi jika ditambah dengan timbulnya ketidaksetiaan dalam perkawinan. Adanya pihak ketiga adalah puncak dari segala keruwetan dalam konflik rumah tangga.

Di saat seperti itu Anda akan merasa butuh pertolongan. Membantu mendukung Anda menghadapi peristiwa menyakitkan tersebut. Lalu siapa yang Anda datangi untuk berbagi? Siapa saja yang membuat Anda nyaman. Sebut saja teman dan saudara, pemuka agama, atau keluarga.

Namun selain persoalan Anda yang belum tentu terjamin kerahasiaannya, seringkali Anda tidak menemukan solusi, bahkan menambah kerumitan persoalan karena "anjuran" dan "nasihat" yang tidak profesional. Apalagi dalam kasus perselingkuhan.

Konseling, Tak Sekadar Curhat

Kasus perselingkuhan, hampir dipastikan tak mungkin selesai tanpa adanya intervensi Konselor Pernikahan profesional, hingga pernikahan yang dijalani tidak mungkin mencapai suatu rekonsiliasi yang sejati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline