Lihat ke Halaman Asli

Menukar Isi Hati Dengan Kata

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata-kata yang tertuang dalam sebuah kalimat; terangkai dalam deretan kertas bergulung; acapkali berupa kolam pemejahan benih pikiran dan hati. Manakala itu terstruktur secara jujur, maka dapat ditebak dengan lebih jelas, bahwa di situ ada anak panah yang terlempar dari busur. Bagi yang memiliki gelombang angin yang sama, pergerakan anak panah dibiarkan menembus ulu hati. Mata tajam elang kiranya dapat menduganya.

Tepat tengah malam, tanggal 1 juni 2012, saya dibuat amat terkejut dengan tulisan Andee, si Lumba bin Buaya Ingusan memosting tulisan berjudul Perpustakaan Terlengkap di Dunia. Bagi saya, ini bukanlah tulisan misterius yang sulit dideteksi. Seperti biasa, dia orang paling jujur yang mengungkap semua yang berkecamuk dalam dada secara apa adanya. Bahkan, kadang tanpa saringan yang rapat. Tak heran, di mana-mana dia kerap menelurkan kesan “ugal-ugalan”, sembarangan, dan semuanya sendiri (Jawa: udele bodhong), tetapi di lain waktu dia juga menyingkap sebuah persahabatan yang tulus, memuji secara tanpa bumbu, dan berempati dengan mendalam.

Maka, saya mencoba memerah intisari yang disampaikannya. Fokus mata saya tertuju pada deretan kalimat berikut: “Aku mengarahkan pandanganku ke salah satu sudut ruangan. Di sana tengah duduk seorang perempuan yang sedang menyibak lembar-lembar buku tentang Budidaya Anggrek bertemankan segelas jus strawberry. Dia yang akan selalu membuat tempat ini lengkap. Inilah kalimat yang sangat romantis bebas kenthir. Andai saya naksir Lumba, pastilah jantung saya sudah berdegub dengan kecepatan 120km/jam. Namun, karena kata paling kentara menunjuk juice strowberry, saya pun jadi paham. Gadis Jerman berponi itulah yang sedang membuat hatinya ditumbuhi romantika rumput laut.

Keterkejutan saya rupanya tidak berhenti pada sosok Lumba. Saya makin terpana saat menatap sebuah postingan berjudul Pertemuan. Mata saya terbelalak dengan ungkapan kalimat berikut: “Dia tetap sama. Penuh pesona dan wibawa seperti 3 tahun yang lalu. Saat dia berpamitan untuk pergi mengembara melihat dunia. Hampir tak ada yang berubah. Hanya raut wajah yang memancarkan kebahagian berlebih.” Pada bagian ini saja, perasaan saya sudah mulai berbisik, “Sebuah anak panah telah menembus tepat sasaran!”

Gelombang bisikan perasaan saya makin diyakinkan oleh ungkapan ini: “‘Kau tambah manis’ Katanya. Aku tak kuasa menyembunyikan rona merah di pipi. Masih kau simpan cinta pertama mu itu? Tanyanya sambil tersenyum. Senyum itu. Senyuman  yang selalu membuatku sulit mendapatkan udara bila melihatnya.Aku mentapnya. Mencoba menyampaikan jawaban ke dalam matanya di tengah hiruk pikuk Bandara. Dan lagi-lagi dia hanya tersenyum, yang membuatku semakin tak mampu berkata.” Waouwwwww…… ujung panah telah membuat darah berleleh-leleh mengucur dari hati. Terus mengalir dan akan tetap mengalir sebelum ditampung dalam bejana yang namanya CINTA.

Tepat pada posisi ini, misterinya terkuak dalam penampakan. Dengan serta merta Juice Strowberry yang mengundang air liur menetes, kini berubah dalam sosok perempuan cantik sendirian di hamparan aspal bandar udara. Tafsiran saya akan berbunyi, “Arjunaku, Shinta menunggumu pulang!” Saya tidak perlu menunggu memakai kacamata minus 9 untuk membacanya secara tepat.

Ujungnya, sebenarnya saya sok tahu dan sok usil tentang postingan “kebetulan” atau “disengaja” itu. Karena mereka berdua termasuk Kelompok Planet Kenthir, saya amat yakin bahwa keduanya sedang memainkan peran dalam fenomena perjodohan yang acapkali terjadi di dunia maya ini. Sebagai pemain, apakah mereka terserang virus "cinlok", itu bukan urusan saya. Kalau emang benar, berarti Engkong Ragile, si Kopral Kenthir siap-siap bancakan. Apabila tidak benar, berarti memang mereka adalah pemain (aktor / aktris) yang sangat profesional dengan gaji gedhe. Di atas semuanya itu, kita adalah saudara yang sama-sama edan. Wekekekekkekekkekekekkekekekkekekkekekek…………………………

Salam Kenthir Terkena Panah Asmara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline