Lihat ke Halaman Asli

Apa Itu Komunitas Klinik Apung?

Diperbarui: 25 Februari 2016   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="KKA kini memiliki ambulance ampung berupa speedboat | Gambar ini hanya ilustrasi yang dimodifikasi, diambil dari nyewain.com: https://nyewain.com/nyewain/sorong-papua-barat-indonesia-sewa-speedboat-untuk-wisata-raja-ampat/"][/caption]

Mungkin, hari ini basudara semua bertanya, Apa itu Komunitas Klinik Apung (KKA)? Kok, tiba-tiba muncul? Hmmm...Rasanya agak sulit menjelaskan secara komprehensif karena komunitas ini baru saja berdiri. Jadi, apa yang mau dijelaskan?hehehe. Tapi baiklah, supaya menu tulisan ini lebih sersan (serius tapi santai), kami akan jelaskan dengan singkat.

Sebenarnya, KKA ini hanya komunitas kecil yang diinisiasi salah satu putra daerah dari Kabupaten Seram Bagian Timur (Kab. SBT), Ambon, dengan tujuan melakukan penyuluhan dan pelayanan kesehatan di masyarakat secara periodik atau berkala. Siapa dia? Yes, Shulhan Rumaru, namanya. Sepulang dari studi di Jakarta tahun 2014 lalu, ia melihat kenyataan bahwa ada masalah sehari-hari di kampungnya yang masih belum ditangani serius oleh pemerintah desa maupun pemerintah daerah. Salah satu persoalan yang dianggap serius yaitu masalah kesehatan dan lingkungan.

Sejumlah permasalahan kesehatan dan lingkungan yang dianggap krusial, di antaranya: Minimnya distribusi tenaga kesehatan di setiap desa, keterbatasan tenaga kesehatan, permasalahan sampah, minimnya ketersediaan sarana kesehatan, (RSU, puskesmas, klinik, fasilitas dan ruang olahraga publik dll), serta belum adanya gerakan sosial bidang kesehatan yang rutin melakuakn penyuluhan dan pelayanan kesehatan sebagai upaya membudayakan gaya hidup sehat di masyarakat.

Kalau dipikir-pikir, sebenarnya masalah ini kerap disaksikan bahkan dialami sendiri oleh generasi muda SBT. Hanya saja, kemauan turun tangan untuk menyelesaikan persoalan inilah yang menjadi hambatan besar. Menyadari itu, langkah pertama yang dilakukan Shulhan adalah membentuk sebuah komunitas.

[caption caption="Kompasianer Amboina ini, ingin sekali berbuat sesuatu untuk masyarakat di kampungnya, Kab. SBT, Ambon. Salah satunya, dimulai dengan membentuk Komunitas Klinik Apung."]

[/caption]

Shulhan tentunya tidak ingin berjalan sendiri, sebab banyak kepala dan banyak tangan, akan lebih efisien dalam penyelesaian suatu persoalan. Mungkin dalam istilah orang Ambon, kerja masohi alias gotong royong akan jauh lebih baik ketimbang seorang diri. Lagian, Shulhan tak punya background ilmu kesehatan. Ia hanya mendalami ilmu komunikasi. Otomatis, ia butuh banyak para sarjana dan mahasiswa ilmu kesehatan asal SBT untuk bergabung. Tak peduli mereka sudah bekerja atau masih kuliah, selama ada niat meluangkan waktu untuk berdedikasi kepada masyarakat, silakan bergabung.

Dari sana, bersama dua putri daerah lainnya yang punya background pendidikan ilmu kesehatan; Inggrit Safitri & Julie Arey membentuk Komunitas Klinik Apung (KKA) yang sementara ini bermarkas di Pulau Geser. Dengan konsep social movement & voluntarisme, komunitas ini secara sukarela akan melakukan penyuluhan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kabupaten Seram Bagian Timur (Kab. SBT), Ambon, Maluku. Visi KKA adalah “Mewujudkan masyarakat Seram Bagian Timur yang berwawasan hidup sehat dan cinta lingkungan berbasis gerakan sosial di bidang penyuluhan dan pelayanan kesehatan.”

[caption caption="Dokter manis ini jebolan FKIK Universitas Muhamadiyah Yogyakarta yang siap berkontribusi untuk masyarakat SBT. Nama lengkapnya, dr. Yulianti S. Arey"]

[/caption]

[caption caption="Nona manis ini, namanya Inggrit Safitri Rumaru, Amd. Keb., jebolan Poltekes Majapahit Mojokerto, Jawa Timur. Siap turun langsung untuk penyuluhan dan pelayanan kesehatan di masyarakat SBT."]

[/caption]

Komunitas ini bersifat terbuka. Siapa pun boleh bergabung dan berkontribusi nyata dengan aksi turun tangan, mengikuti kegiatan-kegiatan KKA. Pokoknya, basudara samua yang merasa terpanggil nuraninya untuk berbakti pada negeri Ita Wotu Nusa, mari katong rame-rame bertindak nyata. Bergabung dengan komunitas ini hanya punya tiga syarat: No Drugs, No Alcohol, No Free Sex. Jadi, seng peduli latar belakang pendidikan, status sosial, maupun asal daerah, kalau mau ya langsung saja bergabung. Caranya? like fanpage dan blog kami dan pantau agenda kegiatannya, siapa tau basudara sempat ikut aksi turtun tangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline