Lihat ke Halaman Asli

Komunitas Penulis Berbalas

TERVERIFIKASI

Berbalas puisi, cerpen, dan kanal lainnya

Di Pusara Ayah

Diperbarui: 16 Februari 2022   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi oleh mohamed_hassan dari pixabay

Ditulis oleh Suaviter

Hai, Yah kita bertemu lagi
di dua tempat dan dua dunia yang berbeda
tapi, aku tak peduli yang penting namamu yang t'lah terukir
menjadi representasimu yang tak 'kan bisa kubeli.

Yah, tepat di Februari ini, telah satu tahun kau pergi
pergi ke pangkuan Bapa yang tak bisa kulihat.

Kadang kuberpikir bahwa kau jahat, tega, dan sadis
mengapa harus pergi sebelum melihatku berhasil
aku harus balas pakai apa dan bagaimana
semua peluhmu, luka di tubuhmu, laparmu dulu,
dan semua cinta kasihmu yang tulus dan gigih itu?

Kau kini sudah tiada: raga dan fisik
hanya pusara dan patri namamu yang bisa kulihat dan jamah
berwarna emas dan kokoh
cocok sebagai penghargaan bagimu
walau tak senilai

Yah, walau lelaki aku harus jujur mengakuinya:
"Aku rindu Ayah. Aku mau peluk ayah. Aku mau belajar banyak hal dari Ayah.
Termasuk bagaimana merangkai kata untuk Sang Pujaan hatiku!"

Ayah tidak adil! Tuhan juga begitu!
Mengapa Ia memanggil Ayah begitu cepat?
Mengapa ayah tidak beri penjelasan pada-Nya bahwa ingin bersamaku lebih lama lagi?

Aku bertumbuh tanpa sosok ayah lagi
hati merindu tiap malam tuk dengar ayah ucapkan:
"Met bobo yah, Jagoan Ayah!"
hati pun merindu tiap pagi mendengar sapaan ayah;
hati merindu tiap Minggu pergi jogging dengan ayah.

Huuhh.. Yah, semua tinggal memoria yang telah terpatri
semua kini telah menjadi kenangan indah
bahwa ayah sudah berjuang mendidik dan mengasuhku.
Semua itu tidak bisa kubalas dengan materi dan harta.
Aku akan selalu bawakan nama dan wajahmu di dalam doa
yang begitu sering kau ajarkan padaku.

Ayah, tadi aku bertanya pada Tuhan
apakah kelak nanti aku bisa bertemu denganmu?
Mungkinkah kisah kita masih akan sama dan berlanjut?
Mungkinkah kita menjadi satu keluarga lagi di sana?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline