Lihat ke Halaman Asli

Komunitas Penulis Berbalas

TERVERIFIKASI

Berbalas puisi, cerpen, dan kanal lainnya

Caramu Utarakan Isi Hati

Diperbarui: 7 Februari 2022   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: erabaru.net

Ditulis oleh Zahrotul Mujahidah

Saat kumau pulang dan lewat di depanmu, kau bilang kalau ingin bicara empat mata. Alunan melodi romantis pun kudengar lirih.

"Aku bingung mau mulai dari mana," ujarmu. Hatiku bertanya, kenapa kok dirimu sampai bingung. Bukankah kita sudah sering bicara sebelumnya?

Akhirnya jemarimu menyentuh layar ponsel. Kau tuliskan sesuatu. Sementara aku terus bertanya dalam hati. Ada apa gerangan denganmu?

Tentu kau ingat, caramu untuk mengutarakan isi hatimu waktu itu. Ya... lewat tulisan yang kau ukirkan di layar ponsel. Setengah jam lebih.

"Kok jadi gerah begini ya?" Tanyamu kemudian, setelah selesai mengorek informasi tentangku, sambil mengambil kertas dan mengipaskannya ke tubuhmu.

Waktu itu bukan bulan Februari, yang kata orang Februari adalah bulan kasih sayang. Bulan Mei, ingatku.

"Bagaimana kira-kira jawabanmu?" Tanyamu untuk ke sekian kalinya. Kumeminta waktu. Tak mudah untuk menjawabnya. Tak bisa gegabah.

Seminggu kemudian, kita sepakat tuk menjalin kasih layaknya orang dewasa. Di depan masjid di ibukota kabupaten. Entah kenapa aku memilih tempat itu. Aku hanya mengikuti kata hati.

Tak ada main-main bagi kita. Tak ada kamus cinta monyet. Usia kita sudah cukup meski pekerjaan belum mapan. Rezeki pasti mengikuti jika kita serius menyempurnakan diri dengan mengikat janji di hadapanNya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline