Lihat ke Halaman Asli

Akhirnya Wako dan Wawako Pekanbaru Dilantik, Berita dan Analisis Politik.

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignright" width="408" caption="Firdaus dan Ayat Cahyadi"][/caption] Pekanbaru- Pasangan walikota dan wakil walikota Pekanbaru yang terpilih pada PSU rabu (21/12/ 2011  , H. Firdaus, M.T dan Ayat Cahyadi, S. Si resmi dilantik oleh DPRD kota pekanbaru pada hari Kamis (26/1/2012) untuk periode 2012 sampai dengan 2017. Pelantikan Walikota dan Wakil Walikota ini didasari oleh keputusan Menteri Dalam Negeri Gumawan Fauzi setalah mempertimbangkan hasil PSU dan kondisi politik di Pekanbaru. Para tamu undangan yang hadir pada acara pelantikan ini terdiri dari pejabat-pejabat tingkat provinsi, pejabat tingkat kabupaten, anggota DPRD dan masyarakat.

Pengucapan sumpah Walikota dan Wakil Walikota yang dipimpin oleh HM. Rusli Zainal dan rangkaian acara pelantikan berlangsung dengan lancar, namun pada saat acara sedang berlangsung sebagian dari tamu dan para undangan acara pelantikan melakukan teriakan. Teriakan yang dilontarkan oleh tamu dan para undangan tidak dapat dipahami dengan jelas, namun secara langsung hal tesebut dapat menggambarkan konflik politik terjadi di kota pekanbaru. Jika dipandang dari konsep demokrasi, dukungan dan penolakan terhadap Walikota dan Wakil Walikota merupakan kondisi. Hal ini dapat mendukung  terselenggaranya check and balance didalam pemerintahan domokrasi di kota pekanbaru.

Terpilihnya Firdaus, M.T dan Ayat Cahyadi, S.Si sebagai Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru harus mendapatkan legitimasi secara real dari komponen dari sistem politik di Pekanbaru dan masyarakat Pekanbaru. Keberhasilan pembangunan kota Pekanbaru pada masa yang akan datang bergantung dari kepecayaan masyarakat Pekanbaru kepada Walikota dan Wakil Walikota terpilih, karena hal ini dapat meningkatkan kinerja . Namun, sistem pemerintahan demokrasi pasti tidak memberikan peluang untuk mendukung seratus persen terhadap kepentingan Firdaus dan Ayat dalam pelaksanaan pemerintahan. Hal ini merupakan kelemahan dari sistem demokrasi dalam memandang keuntungan bersama.

Keberhasilan Firdaus dan Ayat sangat ditentukan oleh manuver politiknya dalam memperoleh dukungan dari DPRD dan masyarakat. DPRD pastinya akan memberikan pengawasan yang ketat dalam pelaksanaan pemerintahan. Dukungan dan penolakan DPRD dapat terjadi jika kepentingan pemerintahan berseberangan dengan kepentingan legislatif. Selain itu, ancaman oposisi dalam sistem politik dapat muncul di DPRD dari partai pasangan walikota yang tidak terpilih Septina Rusli dan Erizal Muluk. Lebih jauh lagi, keberhasilan pemerintahan kota Pekanbaru periode 2012-2017 dapat dicapai dengan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah kota dalam memberikan kesejahteraan. Firdaus dan Ayat harus menjadikan masyarakat sebagai mitra penting didalam pelaksanaan pemerintahan.  Hal tersebut setidaknya telah diperlihatkan pada masa  H. Herman Abdullah sebagai walikota periode sebelumnya.

by. Mhd Fachrie

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline