Lombok Timur, NTB. Aktivitas literasi di Lombok bisa jadi tak seramai di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Namun, di lima tahun terakhir, terselenggara beberapa acara rutin dari beragam komunitas. Dukungan stakeholder di dunia literasi tentu tak bisa dinafikan. Salah satu contoh yang bisa dilakukan dengan mudah, mendukung kegiatan literasi sederhana. Seperti yang dilakukan Toko Buku Alegria. Toko buku ini berada di Pancor, pusat dari sekitar 22 institusi pendidikan NWDI. Di lingkungan pendidikan ini, terdata sekitar 15 ribu santri se-Indonesia, belajar. Mulai dari setingkat pendidikan menengah sampai sarjana.
Kali ini, KOLOM (Komunitas Kompasianer Lombok) diajak dan berkolaborasi dengan Komunitas Read Aloud. Awalnya menargetkan peserta sampai 25 orang, namun ternyata di hari yang sama, masih banyak kegiatan lain terkait perayaan 17 Agustusan. Acara "Belajar Bareng: Praktik Membaca Nyaring dan Ngonten Bareng di Kompasiana" berlangsung Minggu, 25 Agustus 2024. Mulai pukul 9 pagi hingga 12 siang.
Kegiatan ini dirancang untuk para pecinta buku dan penulis yang ingin mengembangkan keterampilan mereka dalam membaca dan membuat konten. Pada sesi pertama, kami akan fokus pada praktik membaca nyaring. Teknik ini tidak hanya meningkatkan kemampuan membaca Anda tetapi juga membantu dalam mengekspresikan teks dengan cara yang lebih hidup dan menarik. Peserta akan mendapatkan kesempatan untuk membaca secara bergantian, menerima umpan balik, dan mempelajari berbagai teknik untuk meningkatkan penyampaian mereka.
Selengkapnya sharing dari Linda Andayani, pemateri yang merupakan Certified Read Aloud Trainer, bisa disimak di akun official KOLOM berikut ini;
Nur Hidayati dan Ari Dianty Ahmad, dua peserta yang hadir, menyimak dengan serius pemaparan dari Linda. Ida, mahasiswa magister Sastra Arah UIN Hidayatullah, Jakarta, misalnya. Ia yang masih sedang selesaikan tesis, menanyakan, kapan waktu yang tepat untuk mulai melaksanakan Membaca Nyaring bagi anak-anak. Untuk ini, Linda menyebutkan, sesuai penelitian dan beberapa fakta, anak yang mulai dibacakan buku sejak dalam kandungan, diyakini memiliki penguasaan kosa kata yang lebih banyak serta lebih baik dibandingkan yang sama sekali tidak terpapar.
Dian sendiri, yang hadir sambil membawa buku tunggalnya 'Cerita Nenek - Dongeng Rakyat NTB', berbagi dampak baik dari kecintaan membacanya yang ia terapkan ke 3 putranya.
"Beberapa tulisan saya di buku antologi yang lain, kerap saya naikkan nama karakter seperti nama anak saya, juga kisah mereka. Ternyata, cara ini membuat anak-anak lebih mudah diajak membaca," kisah Dian dengan wajah bersinar.
Meski akhirnya menjadi kelas kecil, acara Belajar Bareng ini adalah kesempatan berharga untuk berinteraksi dengan sesama penggemar buku dan penulis, memperluas jaringan, serta mendapatkan wawasan baru dari praktisi berpengalaman. Selain itu, momen hangat selama berkegiatan di Toko Buku Alegria, berkreasi, dan berbagi dengan komunitas yang penuh semangat. Kami berempat, akan memperluas jejaring keluarga literasi. Baik itu dari pengunjung tetap Alegria, Komunitas Read Aloud, KOLOM, juga komunitas-komunitas literasi lainnya.