Dunia literasi Lombok khususnya, NTB secara umum, beruntung menjadi kota ke-5 dari total 7 kota se-Indonesia yang menjadi tempat pelaksanaan Perpusnas Writingthon Festival berupa Workshop Menulis. Tema workhsop ini, 'Program Literasi Terapan dan Inklusi, Peningkatan Kemampuan Literasi Digital Masyarakat Berbasis Inklusi Sosial'.
Workshop berlangsung dua hari, Sabtu dan Minggu, 10 sampai 11 September 2022 di hotel Santika Mataram Lombok. Kota Mataram, Ibukota NTB. Total 50 lebih peserta mengikuti secara antusias, dari hampir 100 orang pendaftar.
Writingthon festival diselenggarakan Perpusnas bersama platform menulis Storial Co, berupa aktivitas workshop menulis, sekaligus kompetisi menulis dengan total hadiah 80 juta. Tiga kategori lomba, mulai dari penulisan karya-karya non fiksi, fiksi novel dan fiksi cerpen.
Dua materi umum disampaikan dua narasumber selama dua hari. Totok Haryanto, seorang dosen dan penulis, menyampaikan pengetahuan di balik penulisan karya-karya non fiksi. Di samping teori-teori kepenulisan non fiksi, Totok Haryanto mengisahkan bagaimana ia justru menjadi produktif menulis selama dua tahun masa pandemi. Wisnu S. Adji dan Kenya berbagi proses kreatifnya di karya-karya fiksi.
Satu Contoh Adalah 1000 Perintah
Totok Haryanto telah menerbitkan 13 buku non fiksi, sebagiannya diselesaikan selama masa pandemi. Buku-buku non fiksinya, terbesar bersumber dari aktivitas utamanya, sebagai dosen di salah satu universitas di Purwokerto. Mata kuliah yang diajarkan Managemen dan Bisnis. Bidang inilah yang kemudian menjadi konten terbesar dari buku-buku non fiksinya.
Saat sharing materi, satu kutipan yang diingatnya baik, diteruskan ke peserta workshop. 'Satu contoh nyata perbuatan baik, adalah 1000 perintah'. Bahwa seseorang ketika mengaku-aku peduli bumi, tindakan sesederhana menyimpan bungkus permen di sakunya lalu membuangnya saat menemukan tempat sampah, jauh lebih nyata dibandingkan gembar gembor menyuruh orang lain untuk bijak sampah.
Di kenangan Totok, sosok yang membuatnya begitu mengenang baik quote ini, terbiasa melakukan ajakan-ajakan umum dengan langsung melakukannya sendiri. Tidak serta merta menyuruh, tapi lebih ke mencontohkan langsung.
Satu contoh adalah 1000 perintah. Lakukan sendiri saja setiap bicaramu. Baru berharap orang lain mau dan bisa melakukannya juga.
Di akhir hari pertama, peserta mempraktekkan kepenulisan non fiksi, dengan sekitar 10 pilihan tema yang disediakan penyelenggara. Tema-tema praktek karya tulis non fiksi, mengangkat sisi-sisi khas Lombok, seperti kuliner ikonik, spot pariwisata tertentu, atau keunikan adat istiadat serta budaya pulau seribu masjid.