Lihat ke Halaman Asli

Trend Kenaikan Harga Properti

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Trend kenaikan harga properti akan sangat dipengaruhi oleh kenaikan angka pertumbuhan penduduk di sebuah negara atau daerah. Di negara dengan kenaikan angka populasi berlipat, angka pertumbuhan jumlah keluarga di masa depan juga bertambah tinggi yang pada akhirnya mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan tanah atau rumah.


Apabila tanah atau rumah yang tersedia tidak dapat memenuhi semua Kebutuhan maka akibat selanjutnya adalah kenaikan harga properti. Sebaliknya, apabila tingkat pertumbuhan penduduk sebuah negara menurun, yang mengakibatkan berlebihnya persedian tanah atau rumah daripada yang bisa diserap oleh masyarakat, harga properti pun akan menurun.


Tentu saja bukan hanya angka pertumbuhan atau tingkat populasi yang harus diperhitungkan, akan tetapi kemampuan dana juga sangat mempengaruhi. Begtu pula dengan pertumbuhan ekonomi juga ikut mempengaruhi pergerakan harga properti.


Apabila perekonomian bertumbuh dengan baik dan tingkat pengangguran juga menurun, banyak anggota masyarakat mampu membeli rumah sehingga pasar properti akan tumbuh dengan pesat. Sebaliknya bila perekonomian menurun (masa resesi) dan pekerjaan sangat sulit diperoleh, masyarakat akan menunda membeli rumah sehingga trend harga perumahan akan menurun.


Harga properti cenderung akan naik di saat pendapatan per kapita juga naik. Hal ini terjadi dalam perekonomian yang maju pesat, di mana lapangan pekerjaan yang tersedia cukup banyak. Karena tingkat ketergantungan dari para pembeli rumah sekarang ini sangat terkait dengan kredit kepemilikan rumah, meningkatnya permintaan akan rumah sangat sensitif terhadap perkembangan tingkat suku bunga.


Semakin tinggi tingkat suku bunga yang ditawarakan, akan semakin tinggi besarnya dana yang harus Anda bayarkan untuk kredit tersebut setiap bulannya dan semakin kurang kemampuan masyarakat untuk membeli rumah saat itu. Untuk alasan ini juga harga properti cenderung akan turun di saat tingkat suku bunga meningkat demikian juga sebaliknya.


Di masyarakat sekarang ini bukan hanya pembeli yang ingin memiliki rumah, masih banyak lagi individu yang ingin membeli untuk sarana investasi jangka panjang. Mereka berharap akan mendapatkan penghasilan berupa sewa rumah.


Dalam situasi di mana pasar dalam keadaan baik, hasil dari sewa rumah atau properti lebih besar dari hasil yang diberikan oleh instrumen investasi deposito. Di lain pihak Anda juga akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual bila Anda memutuskan untuk menjual kelak.


Menetapkan harga properti di saat siklus perubahan harga terendah atau tertinggi memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang harus dipertimbangkan guna mencapai satu kesimpulan bahwa siklus dari harga properti sudah mencapai harga terendah atau tertinggi, yaitu faktor-faktor di atas, di mana angka pertumbuhan penduduk yang pertama harus dilihat.


Diikuti oleh penghasilan per kapita dan pertumbuhan perekonomian dari suatu negara. Tingkat suku bunga juga harus dipertimbangkan karena semakin mahalnya harga untuk memiliki rumah sendiri, tidak seperti beberapa tahun yang lalu. Ketersediaan perumahan yang dikelola oleh developer juga memberikan masukan lain di luar faktor lainnya.


Harga bukanlah satu-satunya pertimbangan yang harus diambil guna mengambil keputusan untuk membeli rumah. Keputusan ini juga didasari oleh beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan. Aspek-aspek tersebut adalah lokasi, akses jalan menuju rumah, lingkungan sekitar rumah, keadaan fisik rumah itu sendiri, serta ukuran yang sesuai dengan yang diinginkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline