Permasalahan sampah di Indonesia memang tak pernah ada habisnya. Selalu tercecer di mana-mana. Lalu bisa apa kita sebagai masyarakat?
Kompasiana berkolaborasi dengan Kompasianer sekaligus Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO), Nara Ahirullah dalam program "Topik Pilihan Kolaborasi Ramadan Bareng Pakar".
Ramadan Bareng Pakar adalah program kolaborasi dengan Kompasianer pakar. Di sini, kamu bisa berkonsultasi ke pakar melalui fitur "Tanya Pakar" dan mengikuti tantangan menulis tentang isu yang diangkat oleh pakar melalui "Topik Pilihan Kolaborasi" ini.
Permasalahan sampah belakangan ini boleh dikatakan terbilang masih jalan di tempat, meski edukasi sudah banyak dilakukan di mana-mana dan oleh banyak pihak.
Problem mendasarnya ada di kesiapan sistem hingga infrastruktur. Dan keduanya berada di tangan pemerintah.
Jika melihat aturan yang ada, dalam hal pengelolaan sampah, kewenangan untuk menetapkan kebijakan, strategis, memfasilitasi dan mengembangkan kerja sama, kemitraan, dan jejaring antardaerah, hingga menetapkan kebijakan untuk menangani perselisihan antardaerah.
Kemudian kewenangan serupa juga ada di tangan pemerintah daerah. Bedanya, pada penyelesaian perselisihan pengelolaan sampah. Jika pemerintah pusat dalam tatanan menetapkan kebijakan penyelesaian perselisihan, sementara pemerintah daerah memiliki wewenang langsung, yaitu memfasilitasi penyelesaian perselisihan dalam pengelolaan sampah lintas kabupaten atau kota.
Namun pada praktiknya belum dapat dirasakan. Jumlah sampah di Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Mengutip dari KOMPAS, menurut berdasarkan data UNEP, Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah China. Setiap tahunnya, ada 3,2 juta ton sampah plastik yang tidak terkelola.
Masih dari sumber yang sama, menurut data Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah (Jaktranas) dalam Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017, proyeksi timbulan sampah pada 2025 mencapai 70,8 juta ton. Jumlah tersebut meningkat 7,6 persen dari tahun 2017 dengan 65,8 juta ton sampah.
Belum lagi berbicara peningkatan sampah pada periode tertentu. Bulan Ramadhan, misalnya. Sampah pada bulan ini mengalami peningkatan sebesar 20 persen dan mayoritasnya adalah sampah makanan.