"Lagi galau ya? Udah bawa santai aja"
"Lah, kamu mah enak cuma gitu aja, dulu aku lebih parah dari kamu"
"Gak usah sedih lagi, mungkin itu yang terbaik"
Ketika sedang bersedih karena menghadapi sebuah cobaan entah itu patah hati ataupun berita duka, mungkin kalian pernah mendapatkan kalimat seperti di atas, atau bahkan kalian pernah mengucapkan kalimat tersebut?
Beberapa orang mungkin akan merasa risih mendengar kalimat - kalimat tersebut diucapkan berkali-kali, kenapa bisa seperti itu? padahal kalimat seperti itu dianggap bisa membuat kita semangat lho.
Tapi, jika itu dilakukan secara terus menerus dan berlebihan, tentu tidak baik dan akan merubah pola pikir positif menjadi toxic positivity.
Menurut Kompasianer Ayu Diahastuti, Toxic positivity adalah sebuah keyakinan untuk mempertahankan pola pikir positif, dengan mengabaikan emosi lain dan hanya memvalidasi perasaan yang mendatangkan rasa gembira.
Baca juga: "Paltering", Sebuah Seni Berbohong dengan Mengatakan Hal Jujur
Karena setiap orang yang sedang dalam masa sulit akan membutuhkaan waktu sendiri, sampai mereka menerima keadaan yang sedang menghampirinya.
Bukan dengan memaksa mereka menerima emosi positif secara berlebihan, justru dengan memaksanya mereka akan menipu dirinya sendiri, dengan seakan-akan dirinya terlihat kuat.
Hal ini, bisa membuat mereka memendam emosi sesungguhnya dan tidak bisa mengeluarkan emosi yang seharusnya ia keluarkan sehingga akan mengganggu kesehatan mentalnya.
Lalu, apa yang harus dilakukan ketika musibah datang dan apa yang harus dilakukan untuk melawan toxic positivity tersebut? Simak artikel berikut ini:
1. Ketika Musibah Datang, Lakukan Ini agar Tidak Bersedih Berkepanjangan
Dalam menjalani hidup, kita pasti pernah merasakan dua hal ini, yaitu sedih dan bahagia yang merupakan makanan sehari-hari yang datang silih berganti. Ya sedih dan bahagia merupakan hal yang membuat hidup kita lebih terasa berwarna dan penuh makna.