Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan kode penerbangan SJ 182 hilang kontak dalam hitungan detik.
Jika merunut kronologi dari lepas landas hilangnya kontak, sesungguhnya ada istilah yang lazim kita dengar: Critical Eleven.
Itu merupakan waktu krisis atau genting di mana kecelakaan pesawat sering kali terjadi, yakni tiga menit pertama dan delapan menit terakhir penerbangan.
Sederhananya: pada tiga menit pertama digunakan untuk mencari posisi stabil dan mengontrol kecepatan ketika pesawat mulai mengudara. Sementara delapan menit terakhir digunakan untuk menurunkan kecepatan dan menyesuaikan dengan landasan.
Selain kabar tentang jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, masih ada konten terpopuler dan menarik lainnya di Kompasiana, kemarin.
1. Misteri "Critical Eleven" dalam Dunia Penerbangan
Pada masa critical eleven, penumpang disarankan untuk tidak tidur agar bisa fokus pada arahan awak kabin dan selalu waspada pada kondisi pesawat.
"Pengalaman mengalami masa darurat dalam masa critical eleven pernah dialami istri saya saat penerbangan dari Pekanbaru menuju Jakarta awal tahun 2020 lalu," tulis Kompasianer Jose Hasibuan. (Baca selengkapnya)
2. Sriwijaya Air Jatuh, KRI Rigel Menjadi Andalan Satgas Pencarian
Penyebutan KRI Rigel oleh Panglima TNI dibandingkan KRI lainnya bukan tanpa sebab. Panglima TNI mengisyaratkan KRI Rigel menjadi andalan Satgas Pencarian kotak hitam dan bangkai Pesawat Sriwijaya Air di dasar laut. (Baca selengkapnya)
3. WFD, WFE, WFH dan WFO di Mata CEO
Samakah Work from Destination (WFD) dengan Work from Everywhere (WFE)? Apa kelebihan dan kelemahannya dibandingkan Work from Home (WFH) dan Work from Office (WFO)? Bagaimana seorang CEO melihat fenomena ini? (Baca selengkapnya)
4. Tiga Alasan Mainstream yang Gak Masuk Akal untuk Putusin Pacar
Basi! Madingnya sudah terbit! Masihkah kamu mendapat cara diputuskan oleh pacarmu oleh alasan-alasan yang mainstream dan gak masuk akal? Hadeeeuh~ (Baca selengkapnya)
5. Sudahi Stigmatisasi "Janda Lebih Menggoda" Itu dari Sekarang!
Sadar atau tidak, candaan dan stigma negatif yang dilontarkan terhadap janda merupakan suatu pelecehan verbal dan berpotensi besar menyebabkan kekerasan seksual. (Baca selengkapnya)