Sejak akhir tahun lalu, harga kedelai melonjak naik. Tidak hanya di Indonesia, tapi terjadi secara global. Hal itulah yang membuat produk olahan kedelai seperti tahu dan tempe kini juga jadi lebih mahal atau bahkan sulit ditemukan.
Bagaimana kondisi ketersediaan tempe-tahu di tempat Anda?
Kompasianer Rizqa Lahuddin yang sepulang bersepeda biasa membeli tahu sumedang di tempat langganan, mendapati jumlah tahu yang ia dapatkan lebih sedikit padahal membayar dengan jumlah uang yang sama seperti sebelumnya.
Artikel mengenai hal tersebut bisa Anda simak kembali bersama dengan beberapa artikel terpopuler lainnya di Kompasiana di bawah ini:
Memasuki 2021 Dikagetkan dengan Harga Tempe-Tahu
Naiknya harga kedelai di saat ekonomi belum pulih dari covid-19 memang disayangkan. Tetapi saat ini pilihan terbaik adalah mengganti untuk sementara konsumsi kedelai kita dengan produk yang lain.
Kedelai bukan satu-satunya kacang-kacangan yang bisa dijadikan tempe. (Baca selengkapnya)
Menakar Distribusi Dana Bansos di Tangan Bu Risma
Banyak orang menilai cara pemerintah menularkan bantuan sosial dengan kemasan barang adalah alasan utama kenapa Menteri Juliari Batubara menyunat sebagian nilai kemasan.
Jika tak dikemas dalam bentuk barang, sejatinya bantuan sosial itu bisa sampai ke tangan penerima dengan utuh. Alternatif ini, sejatinya belum tentu terbukti benar. (Baca selengkapnya)
Ekonomi Tukang Giling Batang Pisang
Dari hasil keringatnya, Om Alo bisa mendapat 500-600 ribu rupiah dalam sehari. Ia tidak pernah menghitung berapa pelanggan yang dilayani setiap hari.
Sebab, masing-masing pelanggan menyediakan batang pisang dengan jumlah berbeda-beda. Jumlah batang pisang menentukan lamanya giling. (Baca selengkapnya)
Tip Jaga Kesehatan Mata Ketika Kembali Belajar di Rumah, Sudah Siap Mencobanya?
Terlalu lama menatap gadget saat belajar bisa memicu kelelahan mata. Jadi, sebelum memulai pelajaran, siswa atau pengajar perlu menyiapkan pengaturan jarak dan kondisi ruangan.