Memahami dan menguasai literasi pendidikan di ranah digital sudah tak terelakkan lagi demi memaksimalkan pemelajaran abad-21. Segenap elemen partisipan pendidikan pun dituntut melakukan berbagai inisiatif.
Kompasianer Idris Apandi, misalnya, kerap berbagi hal tentang peningkatan mutu pendidikan, guru, kurikulum, dan literasi kreatif dengan Kompasiana menjadi salurannya.
Menurutnya, Kompasiana bisa menjadi salah satu refrensi yang bisa diandalkan oleh para guru dan praktisi pendidikan untuk mendapatkan informasi seputar dunia pendidikan. Khususnya kondisi sekarang, pandemi Covid-19 yang masih terjadi dan kegiatan pemelajaran jarak jauh.
"Banyak sekali tulisan-tulisan, pengalaman, juga tip-tip bagaimana menciptakan pemelajaran yang efektif dan menyenangkan. Kompasiana adalah salah satu megablog yang sudah sangat diperhitungkan sebagai salah satu refrensi informasi. Meskpun masih perlu ditingkatkan," katanya.
Ia menyarankan, bila Kompasiana ingin mengakomodir lebih luas guru-guru di Indonesia menambahkan pos khusus guru untuk menyalurkan sumbangsih dan ide-idenya.
"Kalau bicara guru itu luar biasa potensinya," ujarnya.
Widyaiswara Ahli Madya Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan ini mengatakan, guru-guru di Indonesia sudah mengalami peningkatan literasi digital. Guru sekarang mau belajar teknologi dan digital.
Meski begitu tantangannya adalah bagaimana mereka terus dipoles, ditingkatkan, dan dikembangkan profesionalitasnya.
Untuk meningkatkan itu, Idris Apandi terhitung 2016 dirinya sudah menjadi pegiat komunitas literasi digital untuk para guru di Jawa Barat. Dikatakannya, sejak itu sudah lebih banyak lagi guru yang mau nulis.
"Dari yang tadi masih malu-malu sekarang sudah ada yang menerbitkan buku," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekjen Ikatan Guru TIK PGRI Wijaya Kusumah juga mengungkapkan pengalamannya dalam mengajak guru-guru untuk menulis.