Bisnis kuliner atau makanan dan minuman (F&B) kini tengah berkembang amat pesat. Segala jenis dan bentuk kuliner bisa kita jumpai dengan mudah: dari yang kaki lima hingga bintang lima.
Jika kita belum bisa ikut berbisnis, tapi ada peluang baru yang bisa kita dapatkan, yakni dengan menjadi pengulas kulinernya.
Mungkin sudah banyak konten kreator yang sudah "bermain" ranah tersebut, tetapi menulisnya secara lengkap dan baik inilah yang jarang kita temui.
Sekadar informasi, khusus konten kuliner di Kompasiana juga begitu banyak. Setiap tahunnya mengalami peningkatan 1.398 (2018), 1.916 (2019), dan 2.041 (2020-September).
Oleh karena itu, pada acara A-Z Kompasiana, Kamis (24/09/2020) yang disiarkan secara langsung melalui channel Youtube Kompasiana bertemakan "Mencicip Makanan Lewat Tulisan".
Pada acara yang dipandu oleh Widha Karina (Content Superintendent Kompasiana) dan Marla Lasappe (Admin Komunitas KPK).
Pembahasannya juga menarik, dari membahas berbagi cerita dan tukar pengalaman tentang menulis kuliner hingga hal-hal apa saja yang perlu diperhatian.
Sebelum bincang-bincang dimulai, Widha membagikan kompenen-komponen apa saja yang penting dalam menulis konten kulier.
Namun, yang kerap abai dalam sebuah konten kuliner yaitu cerita. Karena dalam setiap ulasan kuliner, menurut Widha, mereka terlalu fokus pada rasa.
"Orang hanya berfokus pada lidah, tetapi orang suka lupa kalau di balik makanan tersebut ada cerita, ada kisah perjuangan bagaimana makanan dibuat," jelasnya.
Untuk itulah kita sering sekali hanya mendapat ulasan kuliner sekadar dari kata: enak.