Ketidakmunculan sosoknya dalam waktu cukup lama di masa pandemi ini membuat nama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dicari-cari publik. Tak terkecuali oleh Najwa Shihab yang terus berupaya mengundang Terawan ke program Mata Najwa.
Gimik mewawancarai kursi kosong akhirnya dipilih oleh tim Mata Najwa yang kemudian menimbulkan pro-kontra di masyarakat.
Sebenarnya apa alasan Menkes Terawan untuk tidak banyak tampil di depan publik atau setidaknya di media? Kompasianer Felix Tani menyebut, Presiden Jokowi sengaja menunjuk jubir-jubir dari Satgas Penanganan Covid-19 sebagai perantara komunikasi pemerintah soal pandemi ini, bukan lagi menkes.
Artikel mengenai diamnya Menkes Terawan ini mendapat keterbacaan tinggi di Kompasiana, selain juga artikel-artikel menarik seperti tentang pertimbangan membeli mobil di tengah wacana relaksasi pajak kendaraan roda empat atau tentang modifikasi tata ruang rumah.
Berikut 5 konten terpopuler di Kompasiana:
Pak Terawan, Teruslah Bekerja dalam Diam
Jika mengikuti perkembangan terkait pandemi, maka terlihat bahwa Presiden Jokowi mengalihkan tugas komunikasi pemerintah ke publik melalui juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, mulai dari dr. Yurianto hingga Prof. Wiku Adisasmito.
Maka, biarkanlah Terawan kerja keras dalam diamnya. Jika ada yang dinilai tak beres dalam kerjanya, silahkan kumpulkan fakta dan ungkapkan sebagai kritik di ruang publik, tanpa harus minta Terawan bicara. (Baca selengkapnya)
Kenapa Jangan Dulu Beli Mobil Meskipun Harganya Murah?
Beberapa hari kebelakang ada wacana relaksasi untuk pajak mobil. Misal, harga mobil 500 jutaan bisa jadi setengahnya bahkan turun 300 jutaan. Wacana tersebut mungkin membuat banyak orang tertarik untuk membeli kendaraan roda empat itu.
Eits, tapi jangan dulu terpancing untuk membeli mobil tanpa mempertimbangkan faktor-faktor penunjangnya. Apa saja? (Baca selengkapnya)
Bermimpi Kuliah ke Luar Negeri? Atur Strategimu!
Banyak dari kita yang memiliki keinginan untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Hal ini tentu sangat dianjurkan. Sayangnya tidak sedikit juga yang "menggugurkan" impiannya itu karena berbagai alasan, terutama soal ketidakmampuan diri.
Ada baiknya kita memaksimalkan kesempatan ini dengan mengatur strategi, mulai dari memetakan kelemahan diri, entah soal finansial, kemampuan berbahasa, atau nilai IPK. (Baca selengkapnya)