Thailand sedang tidak baik-baik saja terutama di tengah pandemi Covid-19. Perekonomian negara terdampak resesi, selain itu kepercayaan rakyat kepada monarki menurun, menuntut reformasi negara Thailand diubah menjadi Republik.
Apa yang menjadi penyebab demonstran sudah tidak menginginkan kerajaan? Kompasianer Jhon Miduk Sitorus mempunyai ulasan lengkapnya!
Selain isu politik luar negeri tersebut, terdapat juga cerita pribadi dari Kompasianer Anthony Tjio yang baru saja menyelesaikan karantina selama 14 hari di Hong Kong, hingga ada juga yang mengulas bahaya konsep perbedaan gender yang selama ini terlanjur membudaya.
Berikut 5 konten terpopuler di Kompasiana pagi ini:
Gaya Busana Ketika Jadi Terdakwa
Hari itu Pinangki tampil dengan busana muslimah yang senyatanya bukan merupakan gayanya selama ini. Penampilannya yang biasa dikenal adalah, kalau tidak memakai baju dinas Kejaksaan yang berwarna coklat, bisa dipastikan bergaya dengan fashion modern yang mewah.
Perubahan gaya berpakaian ketika tampil sebagai terdakwa di Pengadilan bukan penampilan unik yang dimiliki oleh Pinangki seorang. Banyak terdakwa-terdakwa lain juga melakukan hal yang serupa. (Baca Selengkapnya)
Menelanjangi Rantai Bisnis Perikanan: Benih Lobster
Penulis merasa perlu untuk memberi informasi kepada masyarakat umum, bahwa sektor perikanan memberikan nilai ekonomi terbesar dari nilai ekspor Udang, ikan Tuna, Tongkol dan Cakalang (TTC), Kepiting-Rajungan, Cumi-Gurita-Sotong, dan Rumput Laut.
Walaupun dalam pemberitaan media, dengungan ekspor benih Lobster sangat ramai, justru sebenarnya Udang dan TTC-lah yang menjadi mesin uang utama negara. (Baca Selengkapnya)
Lese Majeste: Resesi hingga Gaya Hidup Sang Raja, Thailand Kian di Ujung Tanduk
Situasi sosial dan politik Thailand semakin memanas setelah lebih dari 30.000 mahasiswa turun ke jalan untuk melancarkan kritikannya kepada pemerintahan monarki.
Hal krusial yang menjadi perhatian publik Thailand adalah berlakunya UU Lese Majeste atau UU yang melarang penghinan terhadap kerajaan Thailand.
Pasal ini dimaksudkan untuk melindungi anggota senior kerajaan Thailand dari bahaya ancaman dan penghinaan. (Baca Selengkapnya)