Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana News

TERVERIFIKASI

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Tanaman Hias kembali Jadi Tren, Akankah Banyak yang Ikut Berkebun di Rumah?

Diperbarui: 6 September 2020   05:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi berkebun di rumah. (sumber: pixabay/rawpixel. via kompas.com)

Belum selesai tren bersepeda, muncul hobi baru yang tak kalah menguras kantong: menanam tanaman hias.

Berbagai penelitian telah menyatakan bahwa tanaman dapat membantu menurunkan stres, gangguan kecemasan, dan juga dapat meningkatkan siklus tidur yang baik.

Akan tetapi untuk yang satu ini harganya cukup fantastis, dijual mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Janda Bolong, nama tanaman tersebut.

Tanaman janda bolong ini juga membuat ruangan lebih segar dan berwarna. Keunggulan lainnya yakni cara perawatannya yang relatif mudah: siram 2-3 kali seminggu jika ditempatkan di dalam ruangan dan 2 kali sehari jika ditaruh di luar ruangan.

Selain menanam tanaman hias yang kini jadi tren baru, masih ada konten lainnya seperti penggunaan kata "Anjay" hingga kerennya bemo di Flores.

Inilah 5 konten menarik dan terpopuler di Kompasiana dalam sepekan.

1. "Janda Bolong", Tanaman Hias yang Harganya Melampaui Seli Brompton dan Tarif Prostitusi Online

Ini adalah nama populer dari tanaman hias yang punya nama Latin, Monstera adansonii variegata, dan baru-baru ini laku terjual seharga puluhan hingga ratusan juta rupiah, kisaran Rp 95 juta - Rp 100 juta.

Akan tetepi ini bukanlah hal baru. Dulu, tulis Kompasianer Muis Sunarya, sempat juga ada tanaman hias yang populer: tanaman gelombang cinta.

"Hebohlah dunia usaha tanaman hias. Orang-orang berlomba-lomba berburu, menjual, dan membudidayakan tanaman hias yang satu ini," tulisnya.

Daun tanaman Janda Bolong ini tidak terlalu besar dan memiliki kombinasi warna: hijau, putih dan kuning. (Baca selengkapnya)

2. Swafoto dan Unggah Status, "Narcissistic Personality" atau "Self Branding"?

Pada era ini, manusia mempunyai kebutuhan beraktualisasi. Namun, tulis Ayu Diahastuti mengingatkan, kebutuhan untuk memaksimalkan potensi diri karena semua kebutuhan di atas telah terpenuhi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline