Tidak ada yang tidak baik-baik saja. Sudah 6 bulan kita bergelut, berjuang, berharap, dan berupaya menghadapi pandemi covid-19 yang berlarut-larut.
Biar bagaimanapun, sejarah manusia telah mencatat: mereka yang tidak pernah berhenti belajar akan menang. Meski ini bukan perlombaan atau kompetisi, mensyukuri dan memperbaiki diri adalah senjata terbaik saat ini.
Kali ini kami coba merangkum bagaimana para mahasiswa tetap mengikuti perkuliahan. Tidak mudah, meski kadang luput dari perhatian, mereka dianggap bisa memilih sendiri jalan terbaik karena sudah dewasa.
Tidak ada yang mudah, tapi jika diusahakan pasti bisa. Walau terdengar ketus, curahan hati para mahasiswa ini tetap pantas dan layak untuk didengar. Mereka tidak ingin kalah dan terlihat payah.
1. Teruntuk Dosen: Percayalah, Kami Tidak Rebahan Terus
Ya, sudah 6 bulan ini segala kegiatan dialihkan di rumah. Dengan memanfaatkan teknologi, aktivitas yang biasa kita lakukan di luar rumah, seperti bekerja, sekolah, mengajar hingga kuliah.
Pertanyaannya: apakah kuliah online berjalan dengan baik?
Kompasianer Refa Tri Ustati justru merasa kuliah online ini memiliki beberapa kendala, terutama metode pembelajaran yang diterapkan.
"mahasiswa merasa kurang memahami saat diskusi dalam kuliah online, karena lebih rentan untuk terjadi kesalahpahaman baik dengan dosen ataupun antar mahasiswa," tulisnya. (Baca selengkapnya)
2. Derita Kantong Mahasiswa Gara-gara Kuliah Online
Ketika semua kampus, secara serentak, mengeluarkan keputusan untuk mengganti perkuliahan umum menjadi perkuliahan online, langsung terpikir bagaimana kondisi keuangannya.
Dilema. Apalagi bagi perantau. Mereka dihadapkan pada 2 pilihan: pulang kampung atau tetap di kostan.
Meski bisa berkumpul dengan keluarga, tapi apakah kondisi infrastruktur internet bisa stabil sebagaimana di lingkungan kampus.