Menjadi wanita kantoran mungkin menjadi dambaan sebagian para istri. Namun dambaan itu bisa berbeda ceritaknya ketika sudah memiliki anak.
Kompasianer Martha Weda menceritakan, kalau ia akhirna memutuskan untuk berhenti menjadi wanita kantoran lantaran anak pertamanya lebih dekat dengan pengasuhnya ketimbang ia sendiri, ibunya.
Artikel tentang ini pun menjadi salah satu konten terpopuler di Kompasiana, Senin (03/08/2020).
Selain itu ada juga kisah Kompasianer Meirri Alfianto mengenai perlunya berhati-hati sebelum membeli rumah bersubsidi.
Berikut artikel teropupuler Kompasiana yang sudah dirangkum:
Ini Salah Satu Alasan Saya Berhenti Jadi Wanita "Kantoran"
Sebenarnya keinginan ini mulai muncul sejak si kecil mulai mengerti arti kedekatan dengan seseorang.
Ia sangat dekat dengan ibu pengasuhnya. Bila ditinggal selepas mengantarnya kembali ke rumah, ia serigkali menangis dan terlihat sangat kehilangan. (Baca selengkapnya)
Kriminalisasi Seksualitas: Fetisisme atau yang Lain?
Memahami perilaku seksual manusia sangat unik. Definisi seksualitas tidak semata memahami perilakunya saja, tapi juga pelu ada dari berbagai aspek, seperti biologis dan psikologis. (Baca selengkapnya)
Apakah Kedua Pekerjaan Ini Masih Dianggap Puncak Karier Orang-orang Teknik?
Anak teknik, pada masanya, pasti bangga jika sudah bekerja di perusahaan-perusahaan multinasional atau perminyakan dan gas.
Tapi, apakah itu masih sama hingga kini? (Baca selengkapnya)