Hujan itu ternyata jatuh di bulan Juli. Kira-kira begitu respons banyak orang ketika mendapat kabar berpulangnya sastrawan Sapardi Djoko Damono, Minggu, 19 Juli 2020.
Dilansir dari Kompas.com, beliau mengalami penurunan fungsi organ yang membuatnya harus dirawat intensif di Rumah Sakit Eka Hospital BSD sebelum menghembuskan nafas terakhir di usia ke-80 tahun.
Satu demi satu Kompasianer mencurahkan isi hatinya mengenang kepergian Sapardi. Seseorang yang menancapkan legacy di dunia sastra Indonesia.
Seperti dalam puisinya berjudul Pada Suatu Hari Nanti, jasad Sapardi memang tak ada lagi tapi ia tetap hadir dalam bait-bait sajaknya.
Berikut 5 artikel terpopuler di Kompasiana (19/07) yang menarik disimak, di antaranya soal kenangan dalam pertemuan dengan sang legenda.
Mengenang Pertemuan dengan Sapardi Djoko Damono
Saat masih kuliah, Kompasianer Pringadi Abdi Surya bertemu Sapardi Djoko Damono untuk pertama kalinya. Tak sekadar bertemu, tapi berbincang ramah. Ternyata masih ada pertemuan-pertemuan berikutnya, seperti di Festival Pembaca Indonesia 2015 dan ASEAN Literary Festival 2016. (Baca selengkapnya)
Gibran, Jokowi, dan Keran Politik Dinasti
Orang yang percaya bahwa tidak ada politik dinasti di Indonesia pasti rentang mainnya kurang jauh. Dari desa kecil hingga kota besar tampak benar suburnya pertumbuhan politik dinasti. Kali ini bahkan menyoroti penghuni Istana Negara. (Baca selengkapnya)
Kisah Kuasa Uang dan Lahirnya Oligarki