Pandemi yang kita alami sejauh ini memunculkan tren baru di dunia event. Tak diperbolehkannya mengadakan kegiatan offline membuat hampir semuanya beralih secara virtual, seperti contohnya webinar.
Pernahkah kamu mengikuti gelaran webinar belakangan ini? Layaknya seminar tatap muka, webinar juga menghadirkan narasumber untuk membahas topik yang menjadi tema saat itu. Meski begitu, pasti akan ada perbedaan mendasar antara menjadi narasumber di seminar offline dengan online.
Kompasianer Sigit Eka Pribadi dalam artikelnya menuturkan 4 tips buat kamu yang kompeten dalam suatu bidang dan diundang menjadi narasumber untuk webinar, tapi bingung bagaimana harus perform saat acara berlangsung, salah satunya menghibur. Wuih..
Selain bahasan tersebut, berikut artikel-artikel terpopuler di Kompasiana kemarin (15/07).
4 Tips Dasar Sebelum Memutuskan Jadi Narasumber Webinar
Untuk memulai langkah terjun jadi narasumber itu memang tidaklah mudah. Selain memang harus menguasai topik yang akan dibahas, seorang narasumber juga harus mampu menjelaskan dengan baik dan bila perlu menghibur. (Baca selengkapnya)
Tanda-tanda Hilangnya Mandat Langit (II)
Melanjutkan artikel sebelumnya, wartawan senior Kompas Joseph Osdar menceritakan momen-momen saat kredibilitas Megawati dilemahkan, membuat Soeharto terpilih lagi pada Pemilu 1997. Namun Soeharto tak bisa mengadang krisis moneter hingga berimbas pada pemimpin-pemimpin setelahnya. (Baca selengkapnya)
Maaf Bu Guru, Hari Ini Anak Kami Absen Dulu
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang tengah diberlakukan saat ini jelas menimbulkan banyak tantangan. Misalnya saat orangtua sudah harus kembali bekerja ke kantor, bagaimana nasib sang anak? Terlebih soal gawai (laptop/handphone) yang jadi komponen utama PJJ, kan tidak semua punya sendiri. (Baca selengkapnya)
Godaan Pria Era New Normal: Harta, Tahta, dan Sepeda
Konon supremasi popularitas sepeda, khususnya sepeda lipat di era new normal mampu menggeser keberadaan wanita sebagai salah satu unsur penggoda kaum lelaki. Sebelumnya kita mengenal ungkapan "harta, tahta, wanita", sekarang berubah menjadi "harta, tahta, sepeda". (Baca selengkapnya)
Dari City sampai Bali United, Bagaimana Duit Anak Sultan, Rokok, dan Alkohol Mendanai Olahraga?
Selain Mansour dengan Manchester City, trik-trik mengelabui regulasi sponsor pernah muncul dari perusahaan tembakau yang memang pertama dilarang oleh beragam regulasi. "Kucing-kucingan" paling klasik adalah Marlboro dan F1. Di persepakbolaan Indonesia juga ada. (Baca selengkapnya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H